Thursday, May 9, 2013

Pendakian Gunung Merapi II

Selalu ada cerita yang berbeda di tiap pendakian sekalipun itu adalah pendakian gunung yang sama. Seperti kali ini saya kembali mendaki Gunung Merapi yang merupakan pendakian saya yang kedua kalinya terhadap gunung ini sekaligus pendakian saya yang kelima kalinya. Saya mendaki Merapi lagi tgl 29 - 30 September 2012 kurang lebih 4 bulan setelah pendakian yang terakhir yg juga mendaki Gunung Merapi. 

Ide mendaki Merapi sebenarnya bukan berasal dari saya akan tetapi teman sekantor yaitu Darma dan Emint. Keduanya juga ikut mendaki Gunung Lawu dan Merbabu bersama saya. Saya sendiri tidak mau berinisiatif sendiri untuk memunculkan sebuah ide pendakian di antara teman sekantor karena bagi saya hobi mendaki yang saya suka belum tentu orang lain juga sama antusiasnya..jadi saya mengikuti mereka saja. 

Pendakian kali ini jauh-jauh hari kami sudah rencanakan kurang lebih 1-1.5 bulan sebelumnya jadi cukup banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya. Apalagi saya sudah punya pengalaman mendaki Gunung Merapi ini sebelumnya jadi kami minimal punya gambaran bagaimana jalannya pendakian nantinya.Pendakian akan kami lakukan bertiga saja, tanggal itu adalah hari Sabtu - Minggu plus bonusnya bulan purnama dan masih musim kemarau. Rencananya berangkat bareng naik motor biar ngirit akan tetapi cari porter nantinya di basecamp untuk membawa bekal dan perlengkapan. Tenda sendiri saya sewa dengan harga yg sangat murah meriah hanya 15 ribu saja 


Emint - New Selo

Saya juga ajak Pak Santoso teman mendaki saya untuk ikut bergabung, tapi sayang dia tidak berani karena baru pemulihan dari sakit typusnya. Tgl 17 Sept 2012 tepat dua belas hari sebelum hari pendakian saya jatuh sakit lumayan parah juga walaupun tidak sampai masuk rumah sakit…saya sampai tiga hari tidak masuk kerja padahal pendakian sudah dekat,kondisi fisik saya di hari pendakian sebenarnya belum seratus persen pulih tapi saya tidak mau membatalkan pendakian yg sudah direncanakan jauh-jauh hari takutnya malah Darma sama Emint malah ikutan tidak jadi mendaki. 


Darma - New Selo

Hari Sabtu 29 September 2012  sekitar pukul 14.30 ditemani cuaca yang sangat cerah kami mulai berangkat menuju Selo. Darma berboncengan sama Emint sementara saya pakai motor sendiri plus ransel yg nanti akan dibawa porter bersama saya.Perjalanan lebih dari satu jam kami lalu ketika akhirnya sampai di basecamp Merapi (+- 50 meter dibawah parkiran New Selo ada sebuah rumah ). Disana sudah banyak pendaki yg mau mempersiapkan pendakian juga banyak motor-motor pendaki yang di titipkan disana.Registrasi sebentar dan bayar tiket pendakian sekalian tanya-tanya tentang porter yg akan kami cari. Tapi kami di tawari biaya porter yg cukup mahal menurut saya yaitu sekitar 350 ribu. Saya bilang kami bukan wisatawan asing kalau bisa biaya porternya jgn disamakan,kalau bisa diturunkan..mereka akhirnya menurunkan jadi 300 ribu tapi tetap saja buat kami kemahalan lagian budget kami untuk porter dibawah dari angka itu. 

Saya bilang sama Darma dan Emint bagaimana kalau kita coba cari porternya di parkiran New Selo, karena waktu saya naik Merapi sebelumnya dihampiri seseorang yg menawarkan jasa porter. Akhirnya saya berboncengan sama Darma naik ke parkiran New Selo sementara si Emint nunggu di basecamp bersama ransel dan tas masih di basecamp. Tepat seperti dugaan saya ..pas sampai di parkiran New Selo kami di datangi seseorang yg menawarkan jasa porter…negosiasi tentang harga berjalan alot hehe. Dia menawarkan harga 250rb tapi kami tetap bersikukuh diangka 150rb walaupun budget sebenarnya 200rb..kami bilang dia cuma akan bawa sebuah tas buat makanan /minuman plus tenda saja.Makan dan minuman buat dia juga kami yang sediakan. 

New Selo

Porter ini namanya Mas Sukir, tapi melihat dari penampilan dan cara bicaranya seperti orang mabuk..kami awalnya kurang sreg juga lagian dia bersikeras minta DP terlebih dahulu katanya buat beli bekal dalam perjalanan nanti. Si Darma yg kuatir jangan – jangan orang ini penipu pas dikasi uang langsung ga datang-datang ( pada akhirnya nanti penilaian awal kami tentang Mas Sukir ini berubah menjadi ucapan Terima Kasih buat dia ). Saya akhirnya kasi uang 25 ribu terus dia pergi dan disuruh nunggu dia. Kami turun lagi ke bawah ke basecamp jemput si Emint dan ngambil tas/ransel yg masih disana untuk kembali lagi ke parkiran New Selo yang menjadi titik awal pendakian. 

Menunggu Mas Sukir ini sangat lama sekali..kami sampai nanya2 tentang dia sama penunggu warung yg ada di New Selo. Sama sekali tidak ada hal negatif yg diceritakan tentang Mas Sukir ini ..penampilannya memang seperti itu katanya mengingatkan saya pada actor film jaman dulu Herman Ngantuk haha..dimana profesi dia sebenarnya sebagai tukang parkir di New Selo dan sambil sesekali menjadi porter/guide buat pendaki.Lebih setengah jam menunggu Mas Sukir ini akhirnya dia datang juga..motor kami serahkan sama penunggu warung dan Mas Sukir untuk mengurusnya yg penting aman. 

Pendakian akhirnya dimulai sekitar jam lima-an lebih.. berempat termasuk porter.Perjalanan seperti biasa di selingi dengan obrolan - obrolan ringan..dari sisi cuaca sebenarnya pendakian kali ini adalah yang terbaik karena hampir sepanjang perjalanan naik sampai turunnya cuaca sangat cerah sekali ..Puncak Gunung Merbabu di seberang seperti memamerkan diri untuk selalu di pandang akan tetapi buat saya sendiri pendakian kali ini adalah yg terjelak dari segi fisik saya…saya cepat sekali capek dan letih, saya sendiri sebenarnya merasakan bahwa fisik saya sebenarnya belum mampu untuk dipaksa naik gunung. Kurang lebih setengah jam perjalanan Mas Sukir bersikeras untuk menawarkan jalur yg dilalui penduduk lokal dalam mencari rumput yg katanya lebih cepat dan memotong jalur pendakian. Saya tetap bersikukuh untuk mengajaknya melalui jalur yg normal saja karena kesan pertama saya yg kurang sreg sama dia ditambah saya pernah membaca pengalaman pendaki yg mendaki Merapi sendirian yg dihadang perampok sampai tangannya berdarah - darah. Pikiran jelek saya seketika muncul ..jangan – jangan dia sengaja ngajak kita untuk melalui jalur lain sementara teman-temannya sudah siap menunggu ..tapi dia tetap meyakinkan bahwa jalur rekomendasi dia lumayan mempersingkat waktu. Darma sama Emint juga saya lihat ragu tapi apa kekuatiran dia sama seperti saya, saya juga tidak tahu.. 

Merbabu dari New Selo

Akhirnya kami mengalah saja, tapi saya juga sudah siap – siap dengan kemungkinan resiko yg terjadi seperti pikiran saya. Kami akhirnya belok kanan..mulanya melalui ladang penduduk,menyusuri pematang ladang dan sesekali melompat sambil mencari – cari jalan. Saya sangat yakin kalau bukan penduduk lokal, pendaki dijamin akan tersesat kalau melalui jalur ini karena terkadang jalan putus dan harus mencari – cari jalan lainnya.Kalau bukan orang yg sudah terbiasa dan menguasai daerah tersebut pasti tidak akan bisa. Kurang lebih satu jam-an kami melalui jalur ini ..dan tidak terjadi apa - apa seperti kekuatiran saya, sedikit demi sedikit saya mulai nyaman dengan Mas Sukir ini. Akhirnya kami sampai di jalur pendakian utama tapi masih dibawa Pos I..memang sepertinya jauh lebih cepat  melalui jalur ini. Good Job…Mas… 

Hari beranjak petang..cuaca sangat cerah sekali awan sepertinya tidak mau mendekat, bintang - bintang berkerlap - kerlip dan bulan bersinar terang penuh karena besoknya tgl 30 Sept 12 adalah bulan purnama. Kalaupun berjalan tidak pakai senterpun sebenarnya tidak masalah karena cahaya bulan cukup untuk menerangi jalan..nun jauh di depan kami kedengaran suara dan kadang teriakan dari pendaki lain yg sudah terlebih dulu naik sementara dibawah kami masih banyak kelompok pendaki lain yg juga melakukan pendakian kelihatan dari sesekali cahaya senter mereka dan kadang sayup sayup suara mereka yg terbawa angin. Sudah tidak terhitung beberapa kali istirahat yg kami lakukan karena permintaan saya yg sebentar - sebentar merasa capek. Makan malam rencananya kami lakukan saat sudah buka tenda saja..dan perkiraaan awal kalau belum ada yg menempati tenda rencananya akan kami buka di Watu Gajah atau Watu Gubug kalau tidak salah namanya sebelum Pasar Bubrah. 

Tepat sebelum Pos I, Mas Sukir menyarankan untuk mengambil jalan yg kiri saja saat menemui persimpangan jalur bukan melalui jalur yang lurus katanya juga lebih singkat.Sedangkan waktu pendakian saya yg sebelumnya mengambil jalur yg lurus. Berbeda dengan yang tadi ..kalau jalur yg ini betul - betul persimpangan jalur yang juga biasa dilalui oleh para pendaki..kedua persimpangan jalur ini juga nantinya ketemunya di atas Pos I, jadi bagi kami tidak masalah…you are the bos Mas, we follow.. 

Bulan Purnama

Jalur semakin ngetreck dan mulai menemukan jalan berbatu terjal, tepat di tempat dulu saya membuka tenda ada jalan lurus atau agak kekanan yang merupakan jalur lama yg menyusuri tepian jurang yang dalam sedangkan jalur baru yg lebih sering dilalui pendaki lebih lebar dan agak kekiri akan tetapi jalannya terjal. Jalur lama ini sudah tersamar kalau tidak jeli melihatnya karena sudah jarang pendaki yang melaluinya ..Mas Sukir menyuruh kami untuk melalui jalur lama saja katanya justru lebih cepat, juga kami turuti..melalui jalan ini walaupun malam hari saya masih bisa melihat bahwa jalur ini sebenarnya melewati tepian jurang yg dalam yg harus hati2 dalam melewatinya karena di sebelah kanan terdapat jurang yg dalam dan lebar menganga. Sementara hampir semua pendaki lainnya mengambil jalur  baru yg justru sebenarnya posisi mereka jauh lebih diatas dari kami yg lebih didepan.

Jalan mulanya “Bonus” istilah para pendaki kalau menemukan jalur mendatar… tapi berselang setengah jam perjalanan jalur mulai menanjak naik tiada henti tidak terhitung sudah berapa kali saya mengambil waktu istirahat , Emint sama Darma jalan di depan meskipun mereka tidak jauh sementara yg paling belakang Mas Sukir. Saat mereka terkejar kita istirahat bareng tapi Darma sama Emint tetap saja dapat istirahat yg lebih lama karena mereka menunggu saya. Ketika akhirnya sampai di pertemuan jalur baru dan lama yg merupakan tanah lapang yang katanya Mas Sukir adalah pos III…berjalan sebentar barulah menemukan sebuah batu besar yg dinamakan Watu Gubug atau Watu Gajah ..tepat dibawah batu tersebut kami mendirikan tenda yg kebetulan belum ada pendaki yg membuka tenda disana. Dari sini pemandangan lampu-lampu rumah penduduk kelihatan indah sekali ..begitupun puncak Merapi kelihatan karena sama sekali tidak ada awan yg menghalanginya. 


Pemandangan dari tenda :





Mungkin sekitar jam sebelas-an kami membuka tenda, dan disini kelihatan sekali pengalaman Mas Sukir dalam membuat tenda sedangkan kami sendiri yg jarang - jarang bersentuhan dengan dunia pertendaan hanya bisa membantu menjadi assistennya hehe..Makan malam pun akhirnya kami lakukan dan ini merupakan “the best dinner” walaupun cuaca sedikit dingin tapi di temani dengan cahaya bintang dan bulan purnama di tambah di kanan kiri pemandangan lampu-lampu rumah penduduk dan puncak Merapi yg samar samar kelihatan oleh cahaya bulan menjadikan makan malam dan minum kopi yg istimewa buat saya. Malah di Puncak Merapi saya melihat cahaya meteor yg lumayan besar berwarna biru yg melintas dari barat ke timur menambah indahnya suasana malam itu. 

Tidur berempat didalam tenda lumayan nyaman.. sudah tidah terhitung berapa banyak pendaki yg terus berdatangan melewati tenda kami lengkap dengan ciri khas pendaki masing – masing, ada yg ngomongnya keras-keras..ada yg nyanyi- nyanyi, ada yg cekikian ada yg nyetel lagu Iwan Fals bahkan ada yg nyetel lagi campursari... Sekali waktu dari dalam tenda saya sempat mendengar ada pendaki yang bilang : “ Nah di tempat ini dulu aku buka tenda..yaah malah di tempati, bangunin masnya di dalam yuk biar geser dikit”..tapi kok ga ada yg bangunin kami mungkin mereka tidak jadi bisa jadi langsung bablas buka tenda di Pasar Bubrah.

Jam 4.30 tgl 30 Sept 12 si Darma membangunkan yg lain untuk ngajak “Summit Attack” dan melihat sunrise, sebenarnya di tempat mendirikan tendapun masih bisa melihat sunrise..saya sebenarnya maunya kita Muncak habis sarapan pagi tapi okelah gpp..akhirnya kami bertiga berangkat muncak sedangkan Mas Sukir masih tidur plus ngorok..membangunkan dia untuk sekedar bilang agar jaga tenda tidak kujung bangun-bangun juga akhirnya kami tinggal saja sendirian di dalam tenda. 

Foto - Foto Summit Attack :





Sekitar pukul 05.00 akhirnya sampai di atas Pasar Bubrah ..pendaki lain sudah banyak berkumpul disini..sedangkan di bawah ( Pasar Bubrah ) banyak sekali pendaki mendirikan tenda disana. Lagi – lagi saya sebenarnya mau Muncak menunggu pagi saja sekalian biar puas dulu melihat pemandangan di atas Pasar Bubrah, tapi kembali si Darma mengajak untuk langsung naik saja..akhirnya kami naik. Berbeda dengan pendakian saya sebelumnya jalur menuju puncak dari Pasar Bubrah kali ini berubah lagi yaitu melewati jalur berpasir agak menyamping ke kiri ( kalau sebelumnya langsung lurus ke atas ) terus menuruni jurang dangkal di sisi kiri,  kemudian barulah menyusuri batu - batu..jalur ini kelihatannya jauh lebih aman karena batu-batunya tidak mudah longsor walapun tetap harus waspada dengan longsoran batu dari pendaki diatas. 

Di atas Pasar Bubrah 1

Di atas Pasar Bubrah 2

Persis di tengah jalur berpasir, Sunrise akhirnya muncul tanpa ada halangan awan sedikitpun..pemandangan yang sungguh luar biasa.Saya sendiri sebenarnya sudah lupa dengan sunrise karena fokus memikirkan puncak.Sejenak mengabadikan momen ini sampai akhirnya kembali melanjutkan pendakian.. jelas perjalanan dari Pasar Bubrah menuju puncak punya sensasi yang berbeda dari perjalanan pendakian yang lainnya antara semangat,tekad,keberanian dan ketakutan berbaur menjadi satu menyusuri jalur ini. Selain kami bertiga banyak pendaki lain yg juga mendaki menuju puncak begitupun yang sudah turun dari puncak juga sama banyaknya..satu sama lain pendaki saling menyemangati. Ada satu orang pendaki yg adalah seorang Bapak-Bapak mungkin berumur sekitar 45 tahun keatas yg kelihatan bukan seorang yg sering mendaki yg ditemani oleh seorang bapak juga seumuran dia yg sepertinya adalah guidenya yg kelihatan sekali sangat capek akan tetapi punya semangat yg kuat yang akhirnya juga mencapai puncak. 

Sebelum dan Sesudah Sunrise :






Tepat jam enam lebih akhirnya kami mencapai puncak, di awali dengan Emint , Darma barulah saya…pemandangan dari Puncak Merapi ini jelas ..las..tanpa ada halangan awan sedikitpun, di depan agak kekiri kelihatan Gunung Merbabu dengan kokohnya. Inilah puncak saya yang ke dua di Gunung Merapi ini. Darma sama Emint juga merinding setelah sampai di puncak ..seperti yg saya deskripsikan sebelumnya bawa di Puncak Merapi ini dibaliknya sudah merupakan kawah sedangkan di depan sendiri kemiringan cukup tajam jadi harus sangat hati – hati sekali disini. 

Puncak Merapi :







Setelah puas menikmati suasana puncak akhirnya kami turun.. sampai di tenda sarapan dulu. Jam 08.00 perjalanan turun dari tenda dimulai dan tidak lebih dari 3 jam membutuhkan waktu sudah sampai di New Selo. Sampai di parkiran New Selo, Mas Sukir langsung melanjutkan aktifitasnya menjadi tukang parkir..kami bayar dia penuh seperti kesepakatan awal dan DP yg sebelumnya sudah dibayarkan kami anggap uang tip yang tidak seberapa dibanding jasanya yang telah memandu pendakian kami. Pendakian kali ini sekaligus memberikan saya pengalaman bahwa jangan pernah Under Estimate terhadap seseorang karena penampilan sangat bisa mengelabuhi kita…


Video pendakian :



See you on next trip…