Thursday, May 9, 2013

Pendakian Gunung Merapi II

Selalu ada cerita yang berbeda di tiap pendakian sekalipun itu adalah pendakian gunung yang sama. Seperti kali ini saya kembali mendaki Gunung Merapi yang merupakan pendakian saya yang kedua kalinya terhadap gunung ini sekaligus pendakian saya yang kelima kalinya. Saya mendaki Merapi lagi tgl 29 - 30 September 2012 kurang lebih 4 bulan setelah pendakian yang terakhir yg juga mendaki Gunung Merapi. 

Ide mendaki Merapi sebenarnya bukan berasal dari saya akan tetapi teman sekantor yaitu Darma dan Emint. Keduanya juga ikut mendaki Gunung Lawu dan Merbabu bersama saya. Saya sendiri tidak mau berinisiatif sendiri untuk memunculkan sebuah ide pendakian di antara teman sekantor karena bagi saya hobi mendaki yang saya suka belum tentu orang lain juga sama antusiasnya..jadi saya mengikuti mereka saja. 

Pendakian kali ini jauh-jauh hari kami sudah rencanakan kurang lebih 1-1.5 bulan sebelumnya jadi cukup banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya. Apalagi saya sudah punya pengalaman mendaki Gunung Merapi ini sebelumnya jadi kami minimal punya gambaran bagaimana jalannya pendakian nantinya.Pendakian akan kami lakukan bertiga saja, tanggal itu adalah hari Sabtu - Minggu plus bonusnya bulan purnama dan masih musim kemarau. Rencananya berangkat bareng naik motor biar ngirit akan tetapi cari porter nantinya di basecamp untuk membawa bekal dan perlengkapan. Tenda sendiri saya sewa dengan harga yg sangat murah meriah hanya 15 ribu saja 


Emint - New Selo

Saya juga ajak Pak Santoso teman mendaki saya untuk ikut bergabung, tapi sayang dia tidak berani karena baru pemulihan dari sakit typusnya. Tgl 17 Sept 2012 tepat dua belas hari sebelum hari pendakian saya jatuh sakit lumayan parah juga walaupun tidak sampai masuk rumah sakit…saya sampai tiga hari tidak masuk kerja padahal pendakian sudah dekat,kondisi fisik saya di hari pendakian sebenarnya belum seratus persen pulih tapi saya tidak mau membatalkan pendakian yg sudah direncanakan jauh-jauh hari takutnya malah Darma sama Emint malah ikutan tidak jadi mendaki. 


Darma - New Selo

Hari Sabtu 29 September 2012  sekitar pukul 14.30 ditemani cuaca yang sangat cerah kami mulai berangkat menuju Selo. Darma berboncengan sama Emint sementara saya pakai motor sendiri plus ransel yg nanti akan dibawa porter bersama saya.Perjalanan lebih dari satu jam kami lalu ketika akhirnya sampai di basecamp Merapi (+- 50 meter dibawah parkiran New Selo ada sebuah rumah ). Disana sudah banyak pendaki yg mau mempersiapkan pendakian juga banyak motor-motor pendaki yang di titipkan disana.Registrasi sebentar dan bayar tiket pendakian sekalian tanya-tanya tentang porter yg akan kami cari. Tapi kami di tawari biaya porter yg cukup mahal menurut saya yaitu sekitar 350 ribu. Saya bilang kami bukan wisatawan asing kalau bisa biaya porternya jgn disamakan,kalau bisa diturunkan..mereka akhirnya menurunkan jadi 300 ribu tapi tetap saja buat kami kemahalan lagian budget kami untuk porter dibawah dari angka itu. 

Saya bilang sama Darma dan Emint bagaimana kalau kita coba cari porternya di parkiran New Selo, karena waktu saya naik Merapi sebelumnya dihampiri seseorang yg menawarkan jasa porter. Akhirnya saya berboncengan sama Darma naik ke parkiran New Selo sementara si Emint nunggu di basecamp bersama ransel dan tas masih di basecamp. Tepat seperti dugaan saya ..pas sampai di parkiran New Selo kami di datangi seseorang yg menawarkan jasa porter…negosiasi tentang harga berjalan alot hehe. Dia menawarkan harga 250rb tapi kami tetap bersikukuh diangka 150rb walaupun budget sebenarnya 200rb..kami bilang dia cuma akan bawa sebuah tas buat makanan /minuman plus tenda saja.Makan dan minuman buat dia juga kami yang sediakan. 

New Selo

Porter ini namanya Mas Sukir, tapi melihat dari penampilan dan cara bicaranya seperti orang mabuk..kami awalnya kurang sreg juga lagian dia bersikeras minta DP terlebih dahulu katanya buat beli bekal dalam perjalanan nanti. Si Darma yg kuatir jangan – jangan orang ini penipu pas dikasi uang langsung ga datang-datang ( pada akhirnya nanti penilaian awal kami tentang Mas Sukir ini berubah menjadi ucapan Terima Kasih buat dia ). Saya akhirnya kasi uang 25 ribu terus dia pergi dan disuruh nunggu dia. Kami turun lagi ke bawah ke basecamp jemput si Emint dan ngambil tas/ransel yg masih disana untuk kembali lagi ke parkiran New Selo yang menjadi titik awal pendakian. 

Menunggu Mas Sukir ini sangat lama sekali..kami sampai nanya2 tentang dia sama penunggu warung yg ada di New Selo. Sama sekali tidak ada hal negatif yg diceritakan tentang Mas Sukir ini ..penampilannya memang seperti itu katanya mengingatkan saya pada actor film jaman dulu Herman Ngantuk haha..dimana profesi dia sebenarnya sebagai tukang parkir di New Selo dan sambil sesekali menjadi porter/guide buat pendaki.Lebih setengah jam menunggu Mas Sukir ini akhirnya dia datang juga..motor kami serahkan sama penunggu warung dan Mas Sukir untuk mengurusnya yg penting aman. 

Pendakian akhirnya dimulai sekitar jam lima-an lebih.. berempat termasuk porter.Perjalanan seperti biasa di selingi dengan obrolan - obrolan ringan..dari sisi cuaca sebenarnya pendakian kali ini adalah yang terbaik karena hampir sepanjang perjalanan naik sampai turunnya cuaca sangat cerah sekali ..Puncak Gunung Merbabu di seberang seperti memamerkan diri untuk selalu di pandang akan tetapi buat saya sendiri pendakian kali ini adalah yg terjelak dari segi fisik saya…saya cepat sekali capek dan letih, saya sendiri sebenarnya merasakan bahwa fisik saya sebenarnya belum mampu untuk dipaksa naik gunung. Kurang lebih setengah jam perjalanan Mas Sukir bersikeras untuk menawarkan jalur yg dilalui penduduk lokal dalam mencari rumput yg katanya lebih cepat dan memotong jalur pendakian. Saya tetap bersikukuh untuk mengajaknya melalui jalur yg normal saja karena kesan pertama saya yg kurang sreg sama dia ditambah saya pernah membaca pengalaman pendaki yg mendaki Merapi sendirian yg dihadang perampok sampai tangannya berdarah - darah. Pikiran jelek saya seketika muncul ..jangan – jangan dia sengaja ngajak kita untuk melalui jalur lain sementara teman-temannya sudah siap menunggu ..tapi dia tetap meyakinkan bahwa jalur rekomendasi dia lumayan mempersingkat waktu. Darma sama Emint juga saya lihat ragu tapi apa kekuatiran dia sama seperti saya, saya juga tidak tahu.. 

Merbabu dari New Selo

Akhirnya kami mengalah saja, tapi saya juga sudah siap – siap dengan kemungkinan resiko yg terjadi seperti pikiran saya. Kami akhirnya belok kanan..mulanya melalui ladang penduduk,menyusuri pematang ladang dan sesekali melompat sambil mencari – cari jalan. Saya sangat yakin kalau bukan penduduk lokal, pendaki dijamin akan tersesat kalau melalui jalur ini karena terkadang jalan putus dan harus mencari – cari jalan lainnya.Kalau bukan orang yg sudah terbiasa dan menguasai daerah tersebut pasti tidak akan bisa. Kurang lebih satu jam-an kami melalui jalur ini ..dan tidak terjadi apa - apa seperti kekuatiran saya, sedikit demi sedikit saya mulai nyaman dengan Mas Sukir ini. Akhirnya kami sampai di jalur pendakian utama tapi masih dibawa Pos I..memang sepertinya jauh lebih cepat  melalui jalur ini. Good Job…Mas… 

Hari beranjak petang..cuaca sangat cerah sekali awan sepertinya tidak mau mendekat, bintang - bintang berkerlap - kerlip dan bulan bersinar terang penuh karena besoknya tgl 30 Sept 12 adalah bulan purnama. Kalaupun berjalan tidak pakai senterpun sebenarnya tidak masalah karena cahaya bulan cukup untuk menerangi jalan..nun jauh di depan kami kedengaran suara dan kadang teriakan dari pendaki lain yg sudah terlebih dulu naik sementara dibawah kami masih banyak kelompok pendaki lain yg juga melakukan pendakian kelihatan dari sesekali cahaya senter mereka dan kadang sayup sayup suara mereka yg terbawa angin. Sudah tidak terhitung beberapa kali istirahat yg kami lakukan karena permintaan saya yg sebentar - sebentar merasa capek. Makan malam rencananya kami lakukan saat sudah buka tenda saja..dan perkiraaan awal kalau belum ada yg menempati tenda rencananya akan kami buka di Watu Gajah atau Watu Gubug kalau tidak salah namanya sebelum Pasar Bubrah. 

Tepat sebelum Pos I, Mas Sukir menyarankan untuk mengambil jalan yg kiri saja saat menemui persimpangan jalur bukan melalui jalur yang lurus katanya juga lebih singkat.Sedangkan waktu pendakian saya yg sebelumnya mengambil jalur yg lurus. Berbeda dengan yang tadi ..kalau jalur yg ini betul - betul persimpangan jalur yang juga biasa dilalui oleh para pendaki..kedua persimpangan jalur ini juga nantinya ketemunya di atas Pos I, jadi bagi kami tidak masalah…you are the bos Mas, we follow.. 

Bulan Purnama

Jalur semakin ngetreck dan mulai menemukan jalan berbatu terjal, tepat di tempat dulu saya membuka tenda ada jalan lurus atau agak kekanan yang merupakan jalur lama yg menyusuri tepian jurang yang dalam sedangkan jalur baru yg lebih sering dilalui pendaki lebih lebar dan agak kekiri akan tetapi jalannya terjal. Jalur lama ini sudah tersamar kalau tidak jeli melihatnya karena sudah jarang pendaki yang melaluinya ..Mas Sukir menyuruh kami untuk melalui jalur lama saja katanya justru lebih cepat, juga kami turuti..melalui jalan ini walaupun malam hari saya masih bisa melihat bahwa jalur ini sebenarnya melewati tepian jurang yg dalam yg harus hati2 dalam melewatinya karena di sebelah kanan terdapat jurang yg dalam dan lebar menganga. Sementara hampir semua pendaki lainnya mengambil jalur  baru yg justru sebenarnya posisi mereka jauh lebih diatas dari kami yg lebih didepan.

Jalan mulanya “Bonus” istilah para pendaki kalau menemukan jalur mendatar… tapi berselang setengah jam perjalanan jalur mulai menanjak naik tiada henti tidak terhitung sudah berapa kali saya mengambil waktu istirahat , Emint sama Darma jalan di depan meskipun mereka tidak jauh sementara yg paling belakang Mas Sukir. Saat mereka terkejar kita istirahat bareng tapi Darma sama Emint tetap saja dapat istirahat yg lebih lama karena mereka menunggu saya. Ketika akhirnya sampai di pertemuan jalur baru dan lama yg merupakan tanah lapang yang katanya Mas Sukir adalah pos III…berjalan sebentar barulah menemukan sebuah batu besar yg dinamakan Watu Gubug atau Watu Gajah ..tepat dibawah batu tersebut kami mendirikan tenda yg kebetulan belum ada pendaki yg membuka tenda disana. Dari sini pemandangan lampu-lampu rumah penduduk kelihatan indah sekali ..begitupun puncak Merapi kelihatan karena sama sekali tidak ada awan yg menghalanginya. 


Pemandangan dari tenda :





Mungkin sekitar jam sebelas-an kami membuka tenda, dan disini kelihatan sekali pengalaman Mas Sukir dalam membuat tenda sedangkan kami sendiri yg jarang - jarang bersentuhan dengan dunia pertendaan hanya bisa membantu menjadi assistennya hehe..Makan malam pun akhirnya kami lakukan dan ini merupakan “the best dinner” walaupun cuaca sedikit dingin tapi di temani dengan cahaya bintang dan bulan purnama di tambah di kanan kiri pemandangan lampu-lampu rumah penduduk dan puncak Merapi yg samar samar kelihatan oleh cahaya bulan menjadikan makan malam dan minum kopi yg istimewa buat saya. Malah di Puncak Merapi saya melihat cahaya meteor yg lumayan besar berwarna biru yg melintas dari barat ke timur menambah indahnya suasana malam itu. 

Tidur berempat didalam tenda lumayan nyaman.. sudah tidah terhitung berapa banyak pendaki yg terus berdatangan melewati tenda kami lengkap dengan ciri khas pendaki masing – masing, ada yg ngomongnya keras-keras..ada yg nyanyi- nyanyi, ada yg cekikian ada yg nyetel lagu Iwan Fals bahkan ada yg nyetel lagi campursari... Sekali waktu dari dalam tenda saya sempat mendengar ada pendaki yang bilang : “ Nah di tempat ini dulu aku buka tenda..yaah malah di tempati, bangunin masnya di dalam yuk biar geser dikit”..tapi kok ga ada yg bangunin kami mungkin mereka tidak jadi bisa jadi langsung bablas buka tenda di Pasar Bubrah.

Jam 4.30 tgl 30 Sept 12 si Darma membangunkan yg lain untuk ngajak “Summit Attack” dan melihat sunrise, sebenarnya di tempat mendirikan tendapun masih bisa melihat sunrise..saya sebenarnya maunya kita Muncak habis sarapan pagi tapi okelah gpp..akhirnya kami bertiga berangkat muncak sedangkan Mas Sukir masih tidur plus ngorok..membangunkan dia untuk sekedar bilang agar jaga tenda tidak kujung bangun-bangun juga akhirnya kami tinggal saja sendirian di dalam tenda. 

Foto - Foto Summit Attack :





Sekitar pukul 05.00 akhirnya sampai di atas Pasar Bubrah ..pendaki lain sudah banyak berkumpul disini..sedangkan di bawah ( Pasar Bubrah ) banyak sekali pendaki mendirikan tenda disana. Lagi – lagi saya sebenarnya mau Muncak menunggu pagi saja sekalian biar puas dulu melihat pemandangan di atas Pasar Bubrah, tapi kembali si Darma mengajak untuk langsung naik saja..akhirnya kami naik. Berbeda dengan pendakian saya sebelumnya jalur menuju puncak dari Pasar Bubrah kali ini berubah lagi yaitu melewati jalur berpasir agak menyamping ke kiri ( kalau sebelumnya langsung lurus ke atas ) terus menuruni jurang dangkal di sisi kiri,  kemudian barulah menyusuri batu - batu..jalur ini kelihatannya jauh lebih aman karena batu-batunya tidak mudah longsor walapun tetap harus waspada dengan longsoran batu dari pendaki diatas. 

Di atas Pasar Bubrah 1

Di atas Pasar Bubrah 2

Persis di tengah jalur berpasir, Sunrise akhirnya muncul tanpa ada halangan awan sedikitpun..pemandangan yang sungguh luar biasa.Saya sendiri sebenarnya sudah lupa dengan sunrise karena fokus memikirkan puncak.Sejenak mengabadikan momen ini sampai akhirnya kembali melanjutkan pendakian.. jelas perjalanan dari Pasar Bubrah menuju puncak punya sensasi yang berbeda dari perjalanan pendakian yang lainnya antara semangat,tekad,keberanian dan ketakutan berbaur menjadi satu menyusuri jalur ini. Selain kami bertiga banyak pendaki lain yg juga mendaki menuju puncak begitupun yang sudah turun dari puncak juga sama banyaknya..satu sama lain pendaki saling menyemangati. Ada satu orang pendaki yg adalah seorang Bapak-Bapak mungkin berumur sekitar 45 tahun keatas yg kelihatan bukan seorang yg sering mendaki yg ditemani oleh seorang bapak juga seumuran dia yg sepertinya adalah guidenya yg kelihatan sekali sangat capek akan tetapi punya semangat yg kuat yang akhirnya juga mencapai puncak. 

Sebelum dan Sesudah Sunrise :






Tepat jam enam lebih akhirnya kami mencapai puncak, di awali dengan Emint , Darma barulah saya…pemandangan dari Puncak Merapi ini jelas ..las..tanpa ada halangan awan sedikitpun, di depan agak kekiri kelihatan Gunung Merbabu dengan kokohnya. Inilah puncak saya yang ke dua di Gunung Merapi ini. Darma sama Emint juga merinding setelah sampai di puncak ..seperti yg saya deskripsikan sebelumnya bawa di Puncak Merapi ini dibaliknya sudah merupakan kawah sedangkan di depan sendiri kemiringan cukup tajam jadi harus sangat hati – hati sekali disini. 

Puncak Merapi :







Setelah puas menikmati suasana puncak akhirnya kami turun.. sampai di tenda sarapan dulu. Jam 08.00 perjalanan turun dari tenda dimulai dan tidak lebih dari 3 jam membutuhkan waktu sudah sampai di New Selo. Sampai di parkiran New Selo, Mas Sukir langsung melanjutkan aktifitasnya menjadi tukang parkir..kami bayar dia penuh seperti kesepakatan awal dan DP yg sebelumnya sudah dibayarkan kami anggap uang tip yang tidak seberapa dibanding jasanya yang telah memandu pendakian kami. Pendakian kali ini sekaligus memberikan saya pengalaman bahwa jangan pernah Under Estimate terhadap seseorang karena penampilan sangat bisa mengelabuhi kita…


Video pendakian :



See you on next trip…

Tuesday, April 16, 2013

Diantara Gunung Merapi, Lawu, Merbabu, Sindoro, Gunung Manakah Yang Paling Dingin ?


Kalau ditanyakan diantara para pendaki  yang sudah mendaki  gunung - gunung tersebut bisa jadi jawaban masing - masing pendaki berbeda atau mungkin sama dengan saya. Ini adalah “menurut saya “  dari apa yang saya rasakan dan alami setelah mendaki keempat gunung tersebut. Bisa jadi jawaban saya berbeda dengan anda.Waktu perbandingannya adalah saat  malam dan pagi hari.


Gunung Merapi


Gunung Merbabu

Kalau menurut saya di antara gunung – gunung  tersebut yang paling dingin adalah Gunung Lawu. Waktu itu saya sudah masuk ke dalam Pondoknya  Mbok Yem dipuncaknya sana tapi dinginnya masih luar biasa bayangkan kalau di dalam tenda. Menyalakan kompor gas yang kami bawa secara normal tidak bisa,baru dilempar dengan batang korek api baru dia menyala. Menyalakan rokok dengan korek api biasa jangan harap bisa, dengan korek api gas-pun harus dengan usaha yang extra dan itupun kalau tidak cepat-cepat disedot rokok mati dan basah. Kalau tidak salah Mbok Yem menyalakan kompor-nya bukan dengan minyak tanah tapi dengan bensin karena kalau minyak tanah susah nyalanya karena dingin. Saat pagi hari saya keluar pondok mau sikat gigi, air terasa seperti es dinginnya tangan seperti membeku.

Gunung Lawu

Gunung Sindoro 

Bagaimana dengan Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro ? jelas tetap dingin namanya juga gunung  pasti dingin tapi menurut saya dinginnya masih kalah dengan Gunung Lawu.

Mudah – mudahan bisa dijadikan referensi.

Thursday, April 11, 2013

Pendakian Gunung Merapi

Setelah cukup lama saya istirahat tdk mendaki gunung ( pendakian terakhir di bulan Nopember 2011 ,mendaki Gunung Sindoro ) lagi-lagi ada rasa kangen untuk mendaki gunung, seperti biasa saya sms Pak Santoso untuk ngajak mendaki lagi..dan seperti mudah di tebak gayungpun bersambut akhirnya kami merencanakan pendakian selanjutnya yaitu Mendaki Gunung Merapi.

Pendakian kali  ini kami rencakan jauh2 hari, bagi saya sendiri kali ini adalah pendakian saya yang keempat kalinya..bulan baru masuk bulan Feb 2012 dan hujan turun lagi lebat-lebatnya .Pendakian rencana menunggu musim hujan berkurang dulu agar tidak seperti naik Gunung Sindoro. Apalagi kali ini pendakian serasa spesial karena istri saya dan istrinya Pak Santoso juga bersikeras mau ikut mendaki. Pak Santoso dan istrinya adalah sepasang pendaki dulunya..ketemunyapun sampai menjadi suami istri karena sama2 mendaki..sedangkan istri saya waktu mudanya memang suka mendaki.

Karena ada 2 cewek yang ikut serta pastinya persiapan harus dilakukan dengan sangat matang apalagi istri saya punya riwayat penyakit sesak nafas yang tidak tentu datangnya. Saya sendiri sebenarnya tidak mau ngajak tp karena bersikeras terus ..akhirnya ngalah juga. Pendakian kami tetapkan tgl 14-15 April 2012 masih ada waktu 2 bulan untuk mempersiapkan segalanya terutama persiapan fisik. Mas Viki juga rencananya ikut dengan satu orang temannya  bukan si Man tapi Pak Inung , jadi nanti total yang akan mendaki 6 orang.

Yang belum pernah mendaki Gunung Merapi cuma saya dan Pak Inung, yang lain semuanya sudah pernah tapi sebelum Merapi meletus hebat tahun 2010. Saya sendiri setelahnya mencari info sebanyak-banyak tentang gunung yang akan saya daki dan Merapi memang sudah bisa untuk di naiki kembali.

Tgl 14 April 2012 kira2 pukul 14.00 kami berangkat bersama dari rumah saya di Borobudur menuju Selo dengan menyewa mobil pick up bak terbuka ( mobil buat angkut sayur hehe ) yang sudah kami sewa untuk mengantar dan menjemput saat pendakian nanti.Cuaca sendikit mendung menemani..dan kira2 jam 3.30 kami sampai di basecamp New Selo.Sampai disana tidak langsung mendaki tapi minum teh,kopi dulu di warung sana sama packing ulang lagian cuaca juga sedikit gerimis.

Packing ulang di New Selo

Foto dulu sebelum mau naik

Gerimispun mereda dan kami mulai melakukan pendakian..selalu langkah kaki saat awal2 pendakian terasa berat untuk dilangkahkan padahal jalan juga pelan2 tapi nafas seperti tersengal sengal sebentar-sebentar berhenti untuk istirahat dan itu di alami oleh semua rombongan kami yang mendaki, mungkin karena masih peneyesuaian tapi selepas 15 menit  sudah tidak terjadi lagi. Saya sendiri selalu menanyakan kondisi istri saya karena kekewatiran akan penyakit sesak nafasnya..tapi sejauh ini masih oke2 saja.

Pelan tapi pasti hari semakin beranjak petang, cuaca sendiri masih sedikit mendung walapun gerimis sudah berhenti sama sekali.Kira2 jam 19.30 kami berhenti untuk makan malam mengisi tenaga..persis perbekalan dibuka setelah pos 1 ada sedikit tanah lapang ( kalau tidak salah ). Dari jauh kerlap kerlip lampu penduduk kelihatan dibawah sana dengan indahnya.Dan bulan juga sudah berani menampakkan wujudnya walapun saat itu bukan bulan purnama.

Setelah makan malam selesai perjalanan dilanjutkan dengan langkah yang masih saja pelan sedari awal pendakian.. jalur sudah mulai semakin ngetreck sebentar2 ambil nafas untuk istirahat. Kira2 jam sepuluhan lebih cuaca kembali tidak bersahabat,gerimis kecil sudah mulai turun lagi , pendakian tetap kami lanjutkan..akan tetapi lama kelamaan gerimis berubah menjadi rintik hujan dan kami harus cepat2 membuka tenda dan sepakat perjalan di lanjutkan besok pagi saja. Mencari tanah lapang yg cukup buat tenda sulit sekali di tempat yang memang bukan untuk membuka tenda..akhirnya menemukan satu area yg cukup untuk membuka hanya satu buah tenda saja di sisi samping jalur pendakian padahal kami berenam dan membawa 2 tenda. Saya dan Pak Santoso berinisiatif untuk naik selama 5 menitan.. barangkali ada tempat yg cocok buat 2 tenda..sementara anggota yg lainnya tetap di tempat tersebut. Sepertinya memang tidak ada tanah lapang buat mendirikan lebih  dari satu tenda dan akhirnya saya sama Pak Santoso turun ke tempat anggota yg lain dan meneriakkan agar tenda cepat di didirkan saja karena rintik hujan semakin deras..Kami seperti berpacu dengan waktu dan dengan sangat terpaksa sekali satu tenda kami jejali berenam plus perlengkapan masuk semua di tenda yang penting tidak basah kehujanan..

Di dalam tenda yang penuh sesak sangat tidak nyaman..sementara diluar hujan turun semakin deras dan lebat. Petir dan kilat saling bersahutan..walapun begitu kami masih bersyukur karena tidak melanjutkan perjalanan. Di luar sepertinya terjadi badai karena disertai angin yg cukup kencang..kami sendiri sampai harus menahan tenda dari dalam agar tenda tidak terbang dan tetap berdiri ..dan kekwatiran kami menjadi kenyataan yaitu air mulai masuk kedalam tenda.Semuanya pada berusaha agar air tidak semakin banyak masuk ke tenda..sementara buat saya sendiri yang menjengkelkan adalah saya jadi lebih sering pingin kencing, mau tidak mau saya harus keluar tenda.

Hari semakin malam tapi hujan seperti tidak berhenti untuk turun..kadang mereda kadang deras lagi begitu seterusnya.Di dalam tenda juga dingin sekali karena sleeping bag yg kita gelar basah tapi karena lama kelamaan mengantuk toh akhirnya saya tertidur juga dengan kondisi basah2an. Tidur dengan kondisi seperti itu  jangan harap nyenyak sebentar - sebentar bangun, sementara Pak Santoso,Viki  sama Pak Inung dari tadi guyon terus sambil ngobrol ngalor ngidul. Tapi anehnya semakin malam hari semakin banyak orang yang mendaki..sudah tidak terhitung berapa orang dan berapa rombongan yg sudah melewati tenda kami..itu saya ketahui karena tenda kami memang persis di jalur pendakian jadi langkah2 dan suara mereka kedengeran dari dalam tenda.

Pagi mulai menjelang..cahaya semburat merah di sebelah timur muncul menandakan hari telah berganti  pagi akan tetapi kami tidak bisa melihat sunrise karena terhalang punggung Gunung Merapi sendiri.Nightmare  hujan badait telah  berlalu lega rasanya..walau pagi masih terasa dingin menusuk tulang tapi kami sudah keluar tenda .Sumpek rasanya di dalam tenda dengan kondisi semuanya  basah..slepeeng bag,tas,ransel semua di keluarkan dan kami jemur satu persatu di atas batu di samping tenda.semantara anggota yang cewek mempersiapkan sarapan pagi.

Pagi yang cerah

Sarapan dulu sebelum melanjutkan pendakian

Di bekas tenda yang sudah di buka

Tgl 15 April 2012...setelah selesai sarapan +- pukul 06.30 pendakian kami lanjutkan dengan semangat yang kembali menyala, track semakin menanjak dengan kondisi jalan yang berbatu.Cuaca cerah sekali ..pendakian yang sangat menyenangkan buat saya, Gunung Merbabu di belakang terlihat dengan jelas sekali..semakin tinggi pemandangan semakin indah.. berulangkali saya menanyakan kondisi istri saya dan selalu dijawabnya  masih kuat.Hingga tiba saatnya kami di tempat yang  lapang dan kondisi jalur yang rata..tapi masih di bawah Pasar Bubrah ...dari tempat ini Puncak Merapi kelihatan jelas sekali dan di sebelah kanan kelihatan wilayah Magelang dan di sebelah kiri wilayah Boyolali dan sekitarnya. Banyak juga pendaki yang mendirikan tenda di area ini..sedangkan di depan kelihatan banyak pendaki mendaki menuju Pasar Bubrah.

Melanjutkan pendakian 

Semangat.. 

Go...go...

Sebelum Pasar Bubrah


Saya sudah lupa jam berapa akhirnya kami sampai di Pasar Bubrah mungkin antara jam 8.30-9an i ..ternyata di sana sudah banyak pendaki baik yang mendirikan tenda maupun yang tidak. Tempat menjadi ramai sekali ..banyak juga saya lihat yang mendaki turis asing. Sementara mereka yang sudah melakukan pendakian ke puncak dari Pasar Bubrah kelihatan seperti titik - titik kecil yang merayap. Pemandangan dari sini juga sangat luar biasa indahnya...susah untuk dilukiskan dengan kata2.

Di atas Pasar Bubrah

Me and my wife

Kami sepakat semua untuk muncak, tenda kembali di buka di Pasar Bubrah untuk menaruh barang-barang tas, ransel serta perlengkapan lainnya.Menurut anggota yg sdh pernah mendaki Gunung Merapi ini,jalur menuju puncak katanya sudah berubah total mungkin karena erupsi Merapi 2010 penyebabnya.Waktu itu saya lihat dari mereka yg sudah merayap mencapai puncak ada 2 jalur pendakian menuju puncak..satu kelompok yg mengambil jalur berpasir di sebelah kiri ( Jalur Pasir - Batu Besar - Puncak ) , pendaki  yg mengambil jalur ini sedikit sekali.Satu lagi kelompok pendaki mengambil jalur berbatu ( Jalur Berbatu - Batu  Besar - Puncak )  agak ke kanan dari jalur berpasir dan banyak pendaki mengambil jalur ini.

Tenda didirikan lagi di Pasar Bubrah

Oh ya..pendakian menuju Puncak Merapi ini  sangat berbeda dengan gunung lainnya yg sebelumnya saya daki...jalur seperti ini hanya ada di Merapi ini..kemiringan mungkin sekitar 60-70 derajat dengan tekstur tanah bepasir dan berbatu tidak ada tanaman sama sekali. Kami semua mengikuti kelompok yg mengambil jalur berbatu..awal pendakian masih lancar2 saja sesekali pijakan kaki menyebabkan batu2 kecil dan kerikil jatuh ke bawah.Pendakian menjadi lambat karena kemiringan yg cukup tajam,pijakan kaki yg menyebabkan batu2 berguguran dan kita juga harus memperhatikan guguran batu dari atas yg di sebabkan oleh pendaki diatas kita.

Setelah mendaki kurang lebih 30 menit dan sudah agak tinggi kami semua diam tidak bisa bergerak sama sekali...karena batu menggelinding dari atas besar - besar...semua berteriak " awas batu...awas batu  "...begitu tiap saat semua pendaki saling mengingatkan.Saya pingin melangkah naik juga tidak bisa karena batu2 besar menggelinding kebawah sedangkan di bawah banyak pendaki lainnya ..Jantung saya berdegup kencang...semua pendaki baik yang diatas,kelompok saya  dan pendaki dibawah lainnya untuk sesaat tidak bergerak karena takut batu bergelindingan.. Saya  berteriak sama Pak Santoso,Istrinya,Viki, Pak Inung ,sedangakan istri saya bersama saya setuju untuk turun saja karena pendakian terlalu berbahaya..tapi yg jadi masalah adalah turunnyapun  juga tidak gampang. Kami berteriak sama pendaki yang diatas agar jangan bergerak dulu karena kami bilang mau turun saja,mereka mau menuruti  ..sedangkan pendaki yg dibawah kami teriaki juga kalau kami mau turun ke bawah agar berhati2 dengan longsoran batu dari atas.

Menuju puncak lewat jalur berbatu

Jalur berbatu yang berbahaya

Setelah bersusah payah turun akhirnya  sampai juga di bawah ( dititik awal pendakian menuju puncak ).Kami istirahat sebentar  menenangkan diri..saya sendiri pingin tetap sampai ke puncak karena kalau tidak sekarang kapan lagi. Akhirnya kami diskusi dan sepakat naik ke puncak lagi dengan mengambil jalur berpasir..apalagi melihat pendaki yg mengambil jalur pasir lancar2 saja sampai puncak. Semuanya ikut tanpa terkecuali termasuk istri saya.Mengambil jalur berpasir memang sangat melelahkan dan menguras tenaga..paling cepat naik 3-4 langkah sudah harus ambil nafas karena melangkah di mana kaki sampai sebetis tertanam di pasir sangat memforsir tenaga..itupun jalan lebih baik merangkak daripada tegak berdiri karena lebih sedikit mengeluarkan tenaga akibatnya pungung harus sering-sering diajak istirahat. Tapi biarpun begitu pendakian lancar dan lebih aman tidak seperti sebelumnya walapun selangkah demi selangkah...sampai akhirnya sampai diujung jalur berpasir lega rasanya dan tinggal menyusuri jalan yg kanan kirinya batu - batu besar tapi berbeda dengan jalur berbatu karena batu2 ini tidak mungkin bergerak.

Akhirnya mengambil jalur berpasir

Merangkak di jalur berpasir

Yang pertama kali sampai puncak adalah Pak Inung, kemudian Pak Santoso sama istrinya baru kemudian saya sama istri saya..si Viki paling belakang..kira2 jam 11.00 kami sudah berkumpul di puncak. Di puncak banyak sekali pendaki lain yg sudah berkumpul dan tempatnya sempit sekali dengan kemiringan yg exstrim sedangkan di balik puncak itu sendiri adalah kawah .Kaki sepertinya merinding melihat pemandangan dimana tergelincir sedikit dibelakang bibir puncak sudah nyemplung ke kawah sedangkan di depan kemiringan cukup tajam..jadi duduk atau berdirinya jangan sampai mepet2 bibir puncak..

Semuanya sampai di puncak
( Di belakang sudah kawah menganga )

Again a couple..

Dari raut muka masing2 semua merasa senang, dan puas..saya sendiri tidak menyangka istri saya yg punya riwayat penyakit sesak nafas yg tidak tentu datangnya akhirnya sampai juga di Puncak Merapi...pemandangan dari sini juga sangat indah sekali..sejenak mengagumi dulu ciptaan Tuhan. Saya yakin inilah salah satu tujuan dari para para pendaki yaitu antara kepuasan batin,perasaan senang,perasaan damai berbaur menjadi satu.Diantara sesama pendaki yg tidak kita saling kenalpun seperti terjalin keakraban yg spontanitas...rombongan kami sendiri juga berfoto dengan pendaki lain.

Foto bareng pendaki lain 

Pada akhirnya nanti Gunung Merapi telah memikat hati saya dan ini akhirnya  membawa saya untuk pendakian saya yang ke 2 di Bulan September 2012...entahlah sepertinya saya tidak akan pernah bosan untuk mendaki Gunung Merapi ini.


Video Pendakian :




See you on next trip....





Thursday, March 7, 2013

Pendakian Gunung Sindoro


Setelah pendakian terakhir saya di bulan Mei 2011 yaitu mendaki gunung Merbabu...entah mengapa ada kerinduan yang teramat sangat untuk mendaki gunung lagi.Saat itu bulan sudah memasuki Nopember itu artinya sudah 6 bulan saya tidak mendaki gunung. Mengajak teman- teman sekantor yg mendaki Gunung Merbabu banyak yang tidak bisa ...entahlah apa mereka sudah kapok mendaki gunung atau gimana saya juga tidak tahu. Tapi saya tahu Pak Santoso yang kemarin ikut mendaki Merbabu sudah malang melintang di dunia pendakian, saya ingin mengajak dia untuk pendakian kali ini.

Saya sendiri dengan Pak Santoso baru akrab setelah naik Gunung Merbabu padahal saya baru tahu kalau ternyata satu perumahan dengan dia .Kira - kira seminggu sebelum pendakian saya ketemu dengan dia pas sama-sama melayat orang meninggal. Saya ajak dia untuk naik Gunung Sindoro dan kebetulan juga dia sendiri sudah gatal mau naik gunung.. Jadi klop sudah... dan gunung yang dipikirkannya kok juga sama yaitu Gunung Sindoro..akhirnya di tempat layatan itu juga kami menentukan tanggal pendakian yaitu tgl 29-30 Nopember 2011.

Pendakian rencananya akan kami lakukan berempat, 2 orang lagi adalah temennya Pak Santoso yang belum saya kenal, namanya Viki dan Man. Biar lebih seru dan irit kami juga berencana naik bis saja dan naik lewat jalur Kledung - Wonosobo.

Sudah pasti saya cari info sebanyak - banyak tentang Gunung Sindoro di internet. Pak Santoso dan Viki sebenarnya juga pernah naik Sindoro berbarengan lagi,tapi itu katanya sudah lama sekali merekapun sudah lupa jalur-jalurnya sedangkan si Man belum pernah sekalipun mendaki. Ya minimal saya tenang mendaki dengan orang yang sudah pernah mendaki Gunung Sindoro ini karena pendakian saya kali ini tidak memakai jasa porter/guide seperti 2 pendakian sebelumnya, Lawu dan Merbabu.

Bulan Nopember sebenarnya sudah memasuki musim hujan walaupun baru awal musim hujan...waktu itu hujan baru sekali - sekali turun tapi karena karena sudah gatal pingin naik gunung jadi ya...naik saja.

Tgl 29 Nopember 2011 saya sama Pak Santoso berangkat naik motor dari Borobudur menuju kos-kosannya Viki di Mertoyudan - Magelang, rencana nanti motor di titipkan disana, dari sana baru naik bis sampai Terminal Magelang terus dari terminal naik bis lagi jurusan Wonosobo turun di Kledung.

Foto sebelum naik bis ke terminal 

Bis berangkat dari Terminal Magelang kira - kira jam 4 sore, di bis saya baru teringat kalau saya lupa bawa senter untungnya bis sempat ngetem di Parakan persis di depan toko bangunan jadi senter saya beli disana.

Jam limaan sampai di Kledung..kami sedikit lega karena cuaca sore hari tidak ada tanda-tanda mendung bahkan Gunung Sumbing kelihatan jelas sekali. Langkah pertama yang kami tuju adalah basecamp...sempat heran juga karena sama sekali tidak menemukan pendaki lain yang mau mendaki Gunung Sindoro  padahal hari itu hari Sabtu.

Setelah berjalan sebentar sampailah di basecamp yg ada di tengah - tengah perkampungan penduduk, saya sendiri heran basecamenya kok sepi banget malah seperti tutup.Akhirnya tanya sama penduduk yg kebetulan lewat dan di beritahu kalau pendakian ke Gunung Sindoro di tutup untuk sementara waktu karena beberapa bulan lalu Gunung Sindoro terbakar hebat akibat kelalaian pendaki. Kami sendiri disarankan untuk mengalihkan pendakian ke Gunung Sumbing. Kecewa dan ragu  menyelimuti  benak kami masing - masing..setelah diskusi sebentar kami putuskan untuk tetap mendaki Gunung Sindoro dengan segala resikonya...mantap....

Menuju titik awal pendakian 

Cuaca masih cerah, masih dengan semangat empat lima ayunan kaki dengan mantap menapaki jalan langkah demi langkah. Dari basecamp kami berjalan menanjak menyusuri jalan berbatu yang tersusun rapi ...jalan ini belum merupakan titik awal pendakian, masih merupakan jalan kampung biasa akan tetapi semakin naik sudah tidak ditemukan rumah penduduk yang ada hanyalah ladang penduduk yang ditanami berbagai macam sayuran khas tanaman dataran tinggi. Jalan ini kira2 panjangnya 2 km ..dan ujung dari jalan ini barulah titik awal dari pendakian.

Pendakian terus kami lakukan dan sempat bingung  karena ada persimpangan, dari informasi yang saya cari di internet ada satu persimpangan yang menuju ke arah jalan buntu..saya berpikir apa persimpangan ini yang di maksud? Pak Santoso dan Viki sendiri juga bingung padahal dia pernah mendaki gunung ini sebelumnya. Seingat saya ..kami belok kanan tidak mengambil jalan lurus sesuai dengan info yang kami dapat diinternet.

Pas waktunya makan malam perut sudah mulai harus disi akhirnya kami buka perbekalan untuk makan malam mungkin sekitar jam delapanan. Selepas itu perjalanan kami lanjutkan ..Pak Santoso sama Viki sempat ragu akan jalur pendakian yang kami lewati..seingatnya mereka tidak pernah melewati jalur yg sekarang dilalui .Kami juga berpikir apa ini merupakan jalur baru ?..akhirnya kami mantap saja melanjutkan pendakian apalagi di sepanjang jalur sering melihat bungkus permen dan makanan berharap ini memang jalur pendakian bukan jalan air.

Sekitar pukul +-23.30, kami sampai di suatu tanah lapang.. tidak tahu juga tempat ini termasuk Pos ke berapa..yang jelas perasaan saya sendiri waktu itu merasa sudah mendaki cukup lama dan tinggi. Kami akhirnya memutuskan untuk membuka tenda di tempat ini. Belakangan saya cari info di internet ternyata tempat ini adalah Pos III.


Pos III

Berkaca dari pengalaman dua pendakian saya sebelumnya,kali ini saya melakukan persiapan lebih baik dari pendakian sebelumnya begitu juga dengan membawa sleeping bag yang baru saya beli hehe...akan tetapi setelah sampai di rumah saya baru tahu kalau sleeping bag saya hilang..kemungkinan di curi saat meninggalkannya di tenda saat melanjutkan pendakian menuju puncak. Tapi it's oke ..kapan - kapan masih bisa di beli.

Kami mendirikan dua tenda, satu tenda diisi saya sama Pak Santoso sedangkan tenda satunya diisi Viki sama Man.Setelah ngobrol - ngobrol sebentar sambil membuat kopi akhirnya kami tidur..saya belum pernah merasakan tidur nyenyak di pendakian terkecuali kali ini..cuaca malam itu juga masih cerah.

Masih di dalam tenda saya di kejutkan oleh sinar yang masuk ke tenda..saya kemudian beranjak bangun dan keluar tenda saya pikir hari sudah siang..ternyata matahari mau menjelang terbit tepat di depan tenda. Semua orang saya bangunkan dan dengan terburu - buru kami mengambil kamera untuk mengabadikan momen sunrise di depan mata. Pemandangan sunrise yang luar biasa yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata - kata.

Berikut foto fotonya :

Sunrise 

Awan berbentuk elang dengan latar belakang Gunung Sumbing


Gunung Merbabu dan Merapi di kejauhan sana

Setelah cukup menikmati sunrise dan melihat pemandangan yang begitu memukau,kami melanjutkan pendakian dengan  sarapan pagi terlebih dahulu. Kami putuskan untuk tidak menge-pack tenda dan meninggalkan perlengkapan di dalam tenda hanya membawa tas kecil saja dengan sedikit makanan dan minuman. Pertimbangannya karena "mungkin " puncak tidak terlalu jauh lagi dan mungkin tidak ada pendaki lain selain kami jadi barang-barang aman walaupun ditinggalkan.


Perjalanan menuju puncak kami lanjutkan sekitar Pukul 06.30 .Hari sudah memasuki tgl 30 Nopember 2013 . Dikanan kiri terlihat bekas - bekas kebakaran hebat yang melanda Gunung Sindoro beberapa bulan sebelumnya..semuanya terlihat gosong disana - sini. Di tengah perjalanan kami berpapasan dengan beberapa pendaki lainnya , seumuran anak SMA.. kalau tidak salah mereka dari daerah Wonosobo...saya heran ternyata ada juga pendaki nekat selain kami.



Menuju Puncak ..1

Menuju Puncuk ...2

Perjalanan menuju puncak kami rasakan sangat lama..memang benar info di internet kalau Gunung Sindoro banyak sekali puncak bayangannya.Dari bawah seperti sudah kelihatan puncaknya tapi ternyata setelah sampai masih ada lagi puncak diatasnya begitu seterusnya.

Cuaca yang sebelumnya cerah tiba- tiba dengan sangat cepat  menjadi mendung dan hujan. Kami masih belum mencapai puncak saat hujan turun dengan derasnya..untungnya di tas ransel kecil yang saya bawa ada jas hujan yg buat sepeda ontel jadi itu kami sobek untuk dijadikan payung bersama. Saya liat keatas masih ada puncak lagi mungkin kalau didaki sekitar 15 menit lagi tapi kami semua tidak tahu apakah itu puncak sebenarnya atau masih ada lagi.

Air hujan yang turun betul - betul terasa dingin sekali seperti air es dinginnya tapi tidak berbentuk butiran es..akhirnya setelah berteduh selama setengah jam,hujan mereda dan  kami tetap putuskan untuk melanjutkan pendakian dengan berharap puncak yang diatas adalah puncak yg sebenarnya dan tidak ada lagi puncak-puncak lainnya. Lapar dan kedinginan sudah pasti...karena bekal yg kami bawa di tas cuma roti dan air sudah habis sementara bekal untuk makan siang masih di tenda. Rencana awalnya sih naik kepuncak dengan membawa tas kecil berisi sedikit makanan nanti turunnya di lanjutkan dengan makan siang di tenda.

Sekitar pukul 11.30 Akhirnya puncak yang kami liat sebelumnya dari bawah adalah puncak yang sebenarnya...sudah pasti perasaan saya senang sekali. Pendakian saya kali ini penuh dengan perjuangan...lapar yang saya rasakan seketika hilang. Sampai di puncak hujan hilang sama sekali.


Puncak Sindoro ...1

Puncak Gunung Sindoro sendiri merpakan sebuah kawah yang lebar. Sepertinya kita bisa turun kebawah karena dari atas saya melihat ada susunan batu-batu yang membentuk sebuah kata atau tulisan,pastilah ada pendaki yang sempat - sempatnya turun kebawah. Waktu itu kawah belum terisi air dan masih kering..saya baca kalau musim hujan kawah Gunung Sindoro bisa penuh berisi air. Karena habis turun hujan cuacanya masih berkabut jadi saya tidak bisa melihat pemandangan indahnya puncak Sindoro. Tapi kepuasan mencapai puncak sudah cukup buat saya pribadi.

Puncak Sindoro ...2

Kesempatan berfoto ria pun kami pergunakan dengan sebaik mungkin. Entah mengapa dalam hitungan menit cuaca kembali berubah dengan cepat kabut tebal tiba-tiba muncul di puncak dan kami putuskan untuk cepat - cepat turun . Kami seperti berpacu melawan cuaca..kabut seperti membayangi perjalanan kami turun.Saya sendiri heran apa ini dari akibat kami yg sebelumnya dilarang mendaki nekat melakukakannya atau gimana.

Lima belas menit sebelum kembali mencapai tenda hujan kembali turun dengan sangat lebatnya. Rencana kami yg sebelumnya mau makan siang setelah kembali ke tenda berantakan. Sekitar +- pukul 15.00 kami  sampai di tenda dan mengemas semua tas dan perlengkapan. Air masuk ke dalam tenda sehingga semuanya menjadi basah..semua perlengkapan kami masukkan kedalam ransel begitu saja.

Perjalanan turun dengan kondisi hujan lebat dan perut lapar terasa sangat berat buat saya..apalagi kali ini saya gantian membawa ransel yang paling berat dengan Pak Santoso..yang ada dalam pikiran saya adalah bagaimana cepat- cepat sampai di bawah. Kami berpacu melawan waktu jangan sampai malam cepat datang walapun cuaca saat itu sudah kelihatan seperti sudah malam.

Setelah sampai di titik awal pendakian kami masih harus menyusuri lagi jalan berbatu sepanjang +- 2 km untuk sampai  di jalan raya Wonosobo - Parakan tempat kami turun dari bis.Waktu itu hujan masih gerimis dan hari sudah semakin gelap menuju petang. Kaki sebenarnya sudah tidak bisa diajak kompromi untuk berjalan lagi tapi mau tidak maui harus tetap jalan lagi..mendekati perkampungan penduduk kami bingung karena menemukan persimpangan berbentuk huruf Y yang jalannya sama-sama terbuat dari susuan batu, perasaan kami waktu naik tidak menemukan persimpangan ini. Sebenarnya dua persimpangan ini sama - sama menuju perkampungan penduduk,rumah- rumah penduduk juga sudah kelihatan..akhirnya sepakat ambil jalur yang kiri. Kurang lebih berjalan 200 meter akhirnya bingung lagi karena sepertinya tidak melalui jalan ini waktu naiknya...akhirnya kami kembali naik untuk mengambil jalur yang kanan. Berjalan naik lagi walaupun cuma 200 meter dengan kondisi yg capek,lapar,kehujanan  membuat frustasi tapi walking must go on..hehe

Setelah kembali mengambil jalur yang kanan, pukul 18.30 akhirnya kami sampai di jalan raya Wonosobo - Parakan akan tetapi bukan merupakan  tempat kami turun dari bis sebelumnya dengan kondisi masih basah kuyup karena hujan tidak henti-hentinya turun. Untungnya pas kami sampai, ada bis baru juga sampai dari arah Wonosobo menuju  Magelang...pas banget.Kami berempat langsung naik dengan kondisi basah-basahan di bis hehe...di perjalanan baju kering dengan sendirinya tapi perut tetap keroncongan. Sampai di Magelang sekitar pukul 20.30 dan saya sendiri sampai di rumah sekitar jam sepuluan.

See you on next trip...



Monday, January 14, 2013

Persiapan Pendakian Gunung Buat Pemula



Kali ini saya akan sharing mengenai persiapan-persiapan dalam pendakian gunung menurut versi saya yang saya rangkum berdasarkan pengalaman saya dalam mendaki gunung yang belum seberapa khususnya buat para pemula karena saya juga seorang pencinta pendakian gunung yang pemula.Mudah-mudahan bermanfaat.





1.Sebelum Mendaki Gunung
- Tetapkan terlebih dahulu apakah pendakian yang anda lakukan adalah pendakian massal ( ikut kelompok pendakian ) atau pendakian sendiri bersama teman-teman. Kalau pendakian sendiri, carilah teman yang kira-kira bisa diajak mendaki. Sangat tidak direkomendasikan untuk mendaki seorang diri.. kalau bisa, pendakian sebaiknya minimal dilakukan 3 orang . Kalau terjadi sesuatu terhadap satu orang pendaki, teman yg satunya ikut menjaga sedangkan teman satu lagi turun meminta bantuan.

- Tetapkan waktu untuk mendaki gunung jauh-jauh hari, misalnya bulan depan, 2 bulan lagi, dst agar persiapan bisa dilakukan dengan baik. Kalau menurut saya sebaiknya pendakian dilakukan di musim kemarau daripada musim hujan. Saya pernah mendaki Gunung Merapi di musim kemarau dan Gunung Sindoro dan Lawu di musim hujan ..tapi jauh lebih nyaman mendaki di musim kemarau walaupun jalur pendakian pastinya berdebu tapi itu bisa kita siasati dengan memakai masker/penutup hidung.

- Tetapkan gunung apa yang akan didaki, sepakati bersama dengan teman-teman, gunung yang akan dipilih yg disesuaikan dengan kondisi transport,keuangan,fisik,dsb. Misalnya apa mau mendaki di gunung yang dekat-dekat saja atau jauh, apa mau mendaki gunung yang tinggi atau pendek atau mendaki gunung yang jalurnya sulit atau mudah.

- Setelah menetapkan gunung yang akan didaki..selanjutnya carilah informasi sebanyak-banyakanya mengenai gunung tersebut. Pergunakan internet khususnya "Google" dan carilah cerita atau pengalaman dari orang -orang yang sudah pernah mendaki gunung tersebut di internet pastinya akan sangat membantu.

- Sepakati apa anda nantinya akan menggunakan jasa porter/guide dalam mendaki atau tidak.Kalau semuanya belum pernah mendaki gunung tersebut sebaiknya menggunakan jasa guide tapi kalau tidak karena mungkin keterbatasan dana,dll pastikan anda cari info sebanyak-banyaknya tentang jalur-jalur gunung tersebut ..apakah ada persimpangannya kalau ada beloknya kemana,dsb.

- Tentukan dan sepakati lamanya pendakian dan waktu mulainya pendakian. Maksudnya apa pendakian dimulai di siang hari atau malam hari, apa ngecamp/mendirikan tenda atau tidak, kalau ngecamp berapa lama ( terkadang ada pendaki yg ngecampnya lbh lama dari waktu pendakian ), sehingga anda bisa menyesuaikan antara isi bawaan dengan lamanya pendakian,agar nantinya beban yang dibawa menjadi  efisien ( tidak  membawa beban/perlengkapan yg sebenarnya tdk diperlukan atau sebaliknya). 

- Lakukan persiapan fisik..banyak pendaki yang mengabaikan mengenai hal ini, mereka mungkin mengiranya mendaki gunung kalau capek istirahat...tapi menurut saya tidak se-simple itu.Persiapan fisik HARUS dilakukan, yang namanya mendaki gunung pastinya memang berjalan tapi berjalan dengan menanjak dan turun membawa beban berjam-jam harus membutuhkan fisik yang prima.
Tidak perlu harus ke fitness,gym atau olahraga yg mahal-mahal, cukup lari saja secara teratur seminggu 1-2 kali atau kalau anda punya kegiatan oalahraga rutin itu sudah cukup ( minimal ada persiapan fisik yang dilakukan ).

-Melakukan persiapan konsumsi atau makanan jangan asal-asalan, banyak pendaki yg kehabisan bekal dalam pendakian karena persiapan makanannya yg asal. Persiapan makanan lebih toh tidak ada ruginya, kalau makanan sisa nantinya juga masih bisa dimakan.Sebagai orang timur kita membutuhkan karbohidrat yg banyak untuk memulihkan dan mengisi tenaga ..dan makanan yg paling cocok menurut saya adalah nasi dan roti. Bagaimana dengan mi instant macam pop mie dan indomie ? saya sangat tidak rekomen..saya pernah membawa mi instant...disamping tidak bikin kenyang, cara masak itu yg bikin susah di gunung karena kalau suhu saat itu terlalu dingin, masak air panas butuh waktu lama terus biarpun air sudah mendidih terkadang mi matangnya tdk maksimal, beda dengan masak di rumah...sangat tidak praktis. Masak nasipun di gunung menurut saya terlalu njelimet..lebih baik bawa nasi dengan bawa lauk misalnya kering tempe,abon,sarden dan semacamnya. Karena nasi cepat basi saya sendiri biasanya bawa kupat/ketupat dengan cara membungkus sedemikian rupa jauh lebih awet dibandingakan nasi.

- Persiapan melawan dingin. Yang namanya daerah ketinggian apalagi gunung pasti dingin.Bawalah tenda,jaket atau sleeping bag.Kaos kaki...terutama kaos kaki bola nantinya sangat berguna untuk mengusir hawa dingin saat tidur malam hari di tenda.Untuk mendapatkan tidur malam "sedikit" nyenyak di tenda saya biasanya membungkus kaki saya dengan plastik terus dibungkus dengan kaos kaki sepakbola double,pakai jaket double trus sleeping bag. Tidur yg cukup akan sangat membantu dalam memulihkan tenaga apalagi yg mau "Summit Attack". Bagaimana anda bisa tidur kalau kedinginan ? Kalau bagi saya persiapaan melawan dingin ini betul - betul sy perhatikan karena buat saya sendiri lebih susah melawan dingin daripada melawan rasa lapar.

- Kalau diatas tadi persiapan melawan dingin,tapi yg ini justru kebalikannya yaitu persiapan melawan panas atau lebih tepatnya melawan sinar matahari. Persiapan ini pasti sangat jarang pendaki yang melakukannya tapi saya yakin banyak pendaki yang pernah mengalami kulitnya ( terutama kulit wajah ) memerah atau mengelupas setelah melakukan pendakian. Cuaca di gunung yang sangat cepat sekali berubah kadang panas,sebentar dingin karena kabut turun, terus panas lagi karena kabut menghilang akan sangat mempengaruhi kulit apalagi anda yg mempunyai kulit sensitif. Bawalah sunblock atau cream penahan sinar matahari lainnya untuk menghadapinya..atau kalau anda tidak terlalu peduli dengan  hal seperti ini,cukup lindungi bagian tubuh terutama wajah dari sengatan sinar matahari saat mendaki terutama saat summit attack. Jangan sampai setelah mendaki anda tidak berani keluar rumah karena kulit wajah mengelupas. 

- Untuk obat - obatan bawalah obat diare,paracetamol dan betadine itu sudah cukup menurut saya,tapi kalau membawa persedian obat - obatan yang lebih lengkap itu malah lebih bagus lagi..Sakit kepala atau demam sesaat dan diare paling sering dialami biasanya dalam mendaki gunung ...saya sendiri pernah mengalaminya.Paracetamol untuk sakit kepala dan demam, obat diare untuk diare, betadine untuk luka lecet-lecet. Jangan lupa bawa tissu basah yg nantinya sangat berguna sewaktu BAB. Dalam banyak kasus lebih sering pendaki tidak akan BAB waktu naik gunung walaupun dalam sehari - hari BAB-nya teratur tetapi banyak juga yang tidak demikian.




2.Saat Mendaki Gunung

- Saat anda mendaki gunung, hal yg paling penting adalah pastikan kondisi tubuh di hari -H benar - benar sehat alias tidak sedang sakit walaupun sakit ringan. Kalau pas saat mau pendakian tiba-tiba diare,tidak enak badan,masuk angin, pusing...satu saran "batalkan pendakian".Bagaimana mungkin anda bisa mendaki gunung dengan kondisi lagi tidak sehat sementara pusingpun perlu tiduran di kasur ? Lain cerita kalau sakit terjadi saat pendakian sudah berlangsung.

- Saat di basecamp lakukan registerasi atau pencatatan di pos penjagaan.Banyak pendaki yg langsung mendaki tanpa melapor terlebih dahulu.Dalam keadaan normal hal ini tidak apa-apa baru akan sangat penting apabila terjadi sesuatu terhadap kita akan mudah bagi orang - orang atau instansi terkait ( tim SAR, warga sekitar,dsb ) dalam melakukan koordinasi dan pencarian.

- Patuhi larangan - larangan yang di tetapkan baik oleh pengelola basecamp/pendakian, penduduk lokal,dsb. Misalnya tidak boleh begini di tempat ini, tidak boleh begini di tempat itu,dst. Jika anda akan melakukan BAB atau kencing, tidak ada salahnya untuk mengucapkan "kulo nuwun" atau "permisi" sebelum melakukannya.

- Jangan lupa untuk berdoa sebelum melakukan pendakian menurut agama dan kepercayaan masing - masing agar pendakian berjalan lancar,aman,selamat dari naik sampai turunnya.

- Ikuti saja jalur pendakian yg ada. Jangan pernah berimprovisasi untuk mencari atau membuat jalur baru kalau memang tidak mengetahui medan sama sekali. Kalau menemukan percabangan jalur/jalan sebaiknya ambil saja jalur yg lebar ( yang menandakan bahwa jalur tersebut sering dilalui pendaki ). Mengambil jalur percabangan yg lebih sempit juga tidak apa- apa asal pastikan akhir dari jalur tersebut adalah pertemuan dari percabangan jalur tadi. Percabangan jalur biasanya di buat secara alamiah oleh jejak-jejak kaki pendaki yg membuat jalur lain dikarenakan jalur yang ada/utama mungkin sudah rusak, licin atau berbahaya. Cuma yang harus betul - betul diperhatikan adalah jangan sampai melalui salah satu percabangan jalur yang sebenarnya dibuat oleh penduduk lokal untuk mencari kayu bakar atau rumput.

- Nikmati saja perjalanan pendakian dan jangan mengeluh. Anda sudah jauh - jauh mendaki dengan persiapan yang matang kenapa tidak dinikmati saja pendakiannya ? Capek biasanya paling sering membuat kita cenderung mengeluh dan diam saat pendakian. Resiko mendaki yaa memang capek..tapi kenapa masih banyak juga orang mendaki kalau capek ? hanya pendaki yang tahu jawabannya...so nikmati saja perjalanan pendakian anda.

- Jangan pernah berpisah atau meninggalkan teman, kondisi fisik masing-masing orang berbeda-beda ada yg kuat ada yang tidak, jadi...kalau ada teman atau malah kita sendiri yang selalu tertinggal adalah wajar. Kalau ada teman yang tidak kuat meneruskan pendakian ..diskusikan bersama. Apa pendakian di stop atau dilanjutkan ? apa teman tersebut menunggu di tempat tersebut atau bagimana ? Kalau dia menunggu di tempat tersebut pastikan apa perlu di temani apa tidak ? dan yang paling penting jangan pernah dia meninggalkan lokasi tempat dia menunggu...jangan sampai tersesat nantinya.

- Pastikan sebelumnya handphone selalu penuh di-charge.Menurut pengalaman saya sebaiknya handphone dimatikan saja saat pendakian dan pergunakan disaat-saat penting saja atau saat di basecamp. Mengapa ? karena saat mendaki bisa dipastikan tidak ada sinyal..kadang terdapat sinyal penuh tapi saat di pakai sms atau menelpon tidak bisa, terkadang kita memang bisa menerima sms tapi tidak bisa untuk dipakai smsan.Kalau handphone di nyalakan terus di jamin batrey akan cepat habis karena suhu dingin akan cepat membuat batrey cepat habis..tidak percaya ? silakan buktikan . 

- Jangan melakukan corat - coret di gunung dan bawalah turun sampah unorganic anda ( kaleng,kertas,plastik ). Pendaki yang baik pasti tidak akan melakukan corat - coret dan membawa turun sampah unorganic-nya.Tapi biasanya yang paling sering terjadi termasuk saya biasanya malas membawa turun sampah - sampah tersebut. Kalau sudah begitu satu-satunya cara adalah bakarlah sampah tersebut sampai habis dan pastikan api mati saat meninggalkannya.

- Pastikan untuk benar - benar meninggalkan tempat dalam keadaan api padam saat melakukan aktifitas yang berhubungan dengan api. Kebakaran gunung sering terjadi akibat pendaki yang lalai atau lupa mematikan api secara sempurna saat meninggalkan gunung.

- Tumbuhkanlah rasa solidaritas diantara sesama pendaki lain. Apabila menemukan pendaki yang harus memerlukan pertolongan, lakukanlah secepatnya bila perlu hentikan pendakian dan dahulukan menolong pendaki tersebut. Atau kalau ada pendaki yang kehabisan bekal/minum, berbagilah kalau memang bekal /minum yang kita bawa di rasa cukup untuk berbagi.

- Jika pendakian dirasa berbahaya karena faktor cuaca atau hal lainnya..jangan teruskan pendakian. Bagaimanpun keselamatan kita lebih utama dari hal apapun, toh pendakian lain kali masih bisa di rencanakan atau dilakukan di kemudian hari.

- Jika terjadi sesuatu terhadap pendakian anda ( tersesat misalnya ), tetaplah tenang,jangan panik, berpikir jernih.Jangan pernah terpisah dari teman - teman, sambil diskusikan bersama tindakan apa yg akan dilakukan dlm menghadapi situasi tersebut. ( Persiapan bekal yang cukup bahkan lebih dari cukup akan sangat membantu nantinya ).

- Saat sudah turun laporkan diri kembali di basecamp kalau kita sudah turun dari pendakian, jangan sampai membuat petugas basecamp atau tim sar kelabakan karena dikiranya kita tidak turun atau terjadi sesuatu diatas sana.

Semoga Bermanfaat.