Monday, January 14, 2013

Persiapan Pendakian Gunung Buat Pemula



Kali ini saya akan sharing mengenai persiapan-persiapan dalam pendakian gunung menurut versi saya yang saya rangkum berdasarkan pengalaman saya dalam mendaki gunung yang belum seberapa khususnya buat para pemula karena saya juga seorang pencinta pendakian gunung yang pemula.Mudah-mudahan bermanfaat.





1.Sebelum Mendaki Gunung
- Tetapkan terlebih dahulu apakah pendakian yang anda lakukan adalah pendakian massal ( ikut kelompok pendakian ) atau pendakian sendiri bersama teman-teman. Kalau pendakian sendiri, carilah teman yang kira-kira bisa diajak mendaki. Sangat tidak direkomendasikan untuk mendaki seorang diri.. kalau bisa, pendakian sebaiknya minimal dilakukan 3 orang . Kalau terjadi sesuatu terhadap satu orang pendaki, teman yg satunya ikut menjaga sedangkan teman satu lagi turun meminta bantuan.

- Tetapkan waktu untuk mendaki gunung jauh-jauh hari, misalnya bulan depan, 2 bulan lagi, dst agar persiapan bisa dilakukan dengan baik. Kalau menurut saya sebaiknya pendakian dilakukan di musim kemarau daripada musim hujan. Saya pernah mendaki Gunung Merapi di musim kemarau dan Gunung Sindoro dan Lawu di musim hujan ..tapi jauh lebih nyaman mendaki di musim kemarau walaupun jalur pendakian pastinya berdebu tapi itu bisa kita siasati dengan memakai masker/penutup hidung.

- Tetapkan gunung apa yang akan didaki, sepakati bersama dengan teman-teman, gunung yang akan dipilih yg disesuaikan dengan kondisi transport,keuangan,fisik,dsb. Misalnya apa mau mendaki di gunung yang dekat-dekat saja atau jauh, apa mau mendaki gunung yang tinggi atau pendek atau mendaki gunung yang jalurnya sulit atau mudah.

- Setelah menetapkan gunung yang akan didaki..selanjutnya carilah informasi sebanyak-banyakanya mengenai gunung tersebut. Pergunakan internet khususnya "Google" dan carilah cerita atau pengalaman dari orang -orang yang sudah pernah mendaki gunung tersebut di internet pastinya akan sangat membantu.

- Sepakati apa anda nantinya akan menggunakan jasa porter/guide dalam mendaki atau tidak.Kalau semuanya belum pernah mendaki gunung tersebut sebaiknya menggunakan jasa guide tapi kalau tidak karena mungkin keterbatasan dana,dll pastikan anda cari info sebanyak-banyaknya tentang jalur-jalur gunung tersebut ..apakah ada persimpangannya kalau ada beloknya kemana,dsb.

- Tentukan dan sepakati lamanya pendakian dan waktu mulainya pendakian. Maksudnya apa pendakian dimulai di siang hari atau malam hari, apa ngecamp/mendirikan tenda atau tidak, kalau ngecamp berapa lama ( terkadang ada pendaki yg ngecampnya lbh lama dari waktu pendakian ), sehingga anda bisa menyesuaikan antara isi bawaan dengan lamanya pendakian,agar nantinya beban yang dibawa menjadi  efisien ( tidak  membawa beban/perlengkapan yg sebenarnya tdk diperlukan atau sebaliknya). 

- Lakukan persiapan fisik..banyak pendaki yang mengabaikan mengenai hal ini, mereka mungkin mengiranya mendaki gunung kalau capek istirahat...tapi menurut saya tidak se-simple itu.Persiapan fisik HARUS dilakukan, yang namanya mendaki gunung pastinya memang berjalan tapi berjalan dengan menanjak dan turun membawa beban berjam-jam harus membutuhkan fisik yang prima.
Tidak perlu harus ke fitness,gym atau olahraga yg mahal-mahal, cukup lari saja secara teratur seminggu 1-2 kali atau kalau anda punya kegiatan oalahraga rutin itu sudah cukup ( minimal ada persiapan fisik yang dilakukan ).

-Melakukan persiapan konsumsi atau makanan jangan asal-asalan, banyak pendaki yg kehabisan bekal dalam pendakian karena persiapan makanannya yg asal. Persiapan makanan lebih toh tidak ada ruginya, kalau makanan sisa nantinya juga masih bisa dimakan.Sebagai orang timur kita membutuhkan karbohidrat yg banyak untuk memulihkan dan mengisi tenaga ..dan makanan yg paling cocok menurut saya adalah nasi dan roti. Bagaimana dengan mi instant macam pop mie dan indomie ? saya sangat tidak rekomen..saya pernah membawa mi instant...disamping tidak bikin kenyang, cara masak itu yg bikin susah di gunung karena kalau suhu saat itu terlalu dingin, masak air panas butuh waktu lama terus biarpun air sudah mendidih terkadang mi matangnya tdk maksimal, beda dengan masak di rumah...sangat tidak praktis. Masak nasipun di gunung menurut saya terlalu njelimet..lebih baik bawa nasi dengan bawa lauk misalnya kering tempe,abon,sarden dan semacamnya. Karena nasi cepat basi saya sendiri biasanya bawa kupat/ketupat dengan cara membungkus sedemikian rupa jauh lebih awet dibandingakan nasi.

- Persiapan melawan dingin. Yang namanya daerah ketinggian apalagi gunung pasti dingin.Bawalah tenda,jaket atau sleeping bag.Kaos kaki...terutama kaos kaki bola nantinya sangat berguna untuk mengusir hawa dingin saat tidur malam hari di tenda.Untuk mendapatkan tidur malam "sedikit" nyenyak di tenda saya biasanya membungkus kaki saya dengan plastik terus dibungkus dengan kaos kaki sepakbola double,pakai jaket double trus sleeping bag. Tidur yg cukup akan sangat membantu dalam memulihkan tenaga apalagi yg mau "Summit Attack". Bagaimana anda bisa tidur kalau kedinginan ? Kalau bagi saya persiapaan melawan dingin ini betul - betul sy perhatikan karena buat saya sendiri lebih susah melawan dingin daripada melawan rasa lapar.

- Kalau diatas tadi persiapan melawan dingin,tapi yg ini justru kebalikannya yaitu persiapan melawan panas atau lebih tepatnya melawan sinar matahari. Persiapan ini pasti sangat jarang pendaki yang melakukannya tapi saya yakin banyak pendaki yang pernah mengalami kulitnya ( terutama kulit wajah ) memerah atau mengelupas setelah melakukan pendakian. Cuaca di gunung yang sangat cepat sekali berubah kadang panas,sebentar dingin karena kabut turun, terus panas lagi karena kabut menghilang akan sangat mempengaruhi kulit apalagi anda yg mempunyai kulit sensitif. Bawalah sunblock atau cream penahan sinar matahari lainnya untuk menghadapinya..atau kalau anda tidak terlalu peduli dengan  hal seperti ini,cukup lindungi bagian tubuh terutama wajah dari sengatan sinar matahari saat mendaki terutama saat summit attack. Jangan sampai setelah mendaki anda tidak berani keluar rumah karena kulit wajah mengelupas. 

- Untuk obat - obatan bawalah obat diare,paracetamol dan betadine itu sudah cukup menurut saya,tapi kalau membawa persedian obat - obatan yang lebih lengkap itu malah lebih bagus lagi..Sakit kepala atau demam sesaat dan diare paling sering dialami biasanya dalam mendaki gunung ...saya sendiri pernah mengalaminya.Paracetamol untuk sakit kepala dan demam, obat diare untuk diare, betadine untuk luka lecet-lecet. Jangan lupa bawa tissu basah yg nantinya sangat berguna sewaktu BAB. Dalam banyak kasus lebih sering pendaki tidak akan BAB waktu naik gunung walaupun dalam sehari - hari BAB-nya teratur tetapi banyak juga yang tidak demikian.




2.Saat Mendaki Gunung

- Saat anda mendaki gunung, hal yg paling penting adalah pastikan kondisi tubuh di hari -H benar - benar sehat alias tidak sedang sakit walaupun sakit ringan. Kalau pas saat mau pendakian tiba-tiba diare,tidak enak badan,masuk angin, pusing...satu saran "batalkan pendakian".Bagaimana mungkin anda bisa mendaki gunung dengan kondisi lagi tidak sehat sementara pusingpun perlu tiduran di kasur ? Lain cerita kalau sakit terjadi saat pendakian sudah berlangsung.

- Saat di basecamp lakukan registerasi atau pencatatan di pos penjagaan.Banyak pendaki yg langsung mendaki tanpa melapor terlebih dahulu.Dalam keadaan normal hal ini tidak apa-apa baru akan sangat penting apabila terjadi sesuatu terhadap kita akan mudah bagi orang - orang atau instansi terkait ( tim SAR, warga sekitar,dsb ) dalam melakukan koordinasi dan pencarian.

- Patuhi larangan - larangan yang di tetapkan baik oleh pengelola basecamp/pendakian, penduduk lokal,dsb. Misalnya tidak boleh begini di tempat ini, tidak boleh begini di tempat itu,dst. Jika anda akan melakukan BAB atau kencing, tidak ada salahnya untuk mengucapkan "kulo nuwun" atau "permisi" sebelum melakukannya.

- Jangan lupa untuk berdoa sebelum melakukan pendakian menurut agama dan kepercayaan masing - masing agar pendakian berjalan lancar,aman,selamat dari naik sampai turunnya.

- Ikuti saja jalur pendakian yg ada. Jangan pernah berimprovisasi untuk mencari atau membuat jalur baru kalau memang tidak mengetahui medan sama sekali. Kalau menemukan percabangan jalur/jalan sebaiknya ambil saja jalur yg lebar ( yang menandakan bahwa jalur tersebut sering dilalui pendaki ). Mengambil jalur percabangan yg lebih sempit juga tidak apa- apa asal pastikan akhir dari jalur tersebut adalah pertemuan dari percabangan jalur tadi. Percabangan jalur biasanya di buat secara alamiah oleh jejak-jejak kaki pendaki yg membuat jalur lain dikarenakan jalur yang ada/utama mungkin sudah rusak, licin atau berbahaya. Cuma yang harus betul - betul diperhatikan adalah jangan sampai melalui salah satu percabangan jalur yang sebenarnya dibuat oleh penduduk lokal untuk mencari kayu bakar atau rumput.

- Nikmati saja perjalanan pendakian dan jangan mengeluh. Anda sudah jauh - jauh mendaki dengan persiapan yang matang kenapa tidak dinikmati saja pendakiannya ? Capek biasanya paling sering membuat kita cenderung mengeluh dan diam saat pendakian. Resiko mendaki yaa memang capek..tapi kenapa masih banyak juga orang mendaki kalau capek ? hanya pendaki yang tahu jawabannya...so nikmati saja perjalanan pendakian anda.

- Jangan pernah berpisah atau meninggalkan teman, kondisi fisik masing-masing orang berbeda-beda ada yg kuat ada yang tidak, jadi...kalau ada teman atau malah kita sendiri yang selalu tertinggal adalah wajar. Kalau ada teman yang tidak kuat meneruskan pendakian ..diskusikan bersama. Apa pendakian di stop atau dilanjutkan ? apa teman tersebut menunggu di tempat tersebut atau bagimana ? Kalau dia menunggu di tempat tersebut pastikan apa perlu di temani apa tidak ? dan yang paling penting jangan pernah dia meninggalkan lokasi tempat dia menunggu...jangan sampai tersesat nantinya.

- Pastikan sebelumnya handphone selalu penuh di-charge.Menurut pengalaman saya sebaiknya handphone dimatikan saja saat pendakian dan pergunakan disaat-saat penting saja atau saat di basecamp. Mengapa ? karena saat mendaki bisa dipastikan tidak ada sinyal..kadang terdapat sinyal penuh tapi saat di pakai sms atau menelpon tidak bisa, terkadang kita memang bisa menerima sms tapi tidak bisa untuk dipakai smsan.Kalau handphone di nyalakan terus di jamin batrey akan cepat habis karena suhu dingin akan cepat membuat batrey cepat habis..tidak percaya ? silakan buktikan . 

- Jangan melakukan corat - coret di gunung dan bawalah turun sampah unorganic anda ( kaleng,kertas,plastik ). Pendaki yang baik pasti tidak akan melakukan corat - coret dan membawa turun sampah unorganic-nya.Tapi biasanya yang paling sering terjadi termasuk saya biasanya malas membawa turun sampah - sampah tersebut. Kalau sudah begitu satu-satunya cara adalah bakarlah sampah tersebut sampai habis dan pastikan api mati saat meninggalkannya.

- Pastikan untuk benar - benar meninggalkan tempat dalam keadaan api padam saat melakukan aktifitas yang berhubungan dengan api. Kebakaran gunung sering terjadi akibat pendaki yang lalai atau lupa mematikan api secara sempurna saat meninggalkan gunung.

- Tumbuhkanlah rasa solidaritas diantara sesama pendaki lain. Apabila menemukan pendaki yang harus memerlukan pertolongan, lakukanlah secepatnya bila perlu hentikan pendakian dan dahulukan menolong pendaki tersebut. Atau kalau ada pendaki yang kehabisan bekal/minum, berbagilah kalau memang bekal /minum yang kita bawa di rasa cukup untuk berbagi.

- Jika pendakian dirasa berbahaya karena faktor cuaca atau hal lainnya..jangan teruskan pendakian. Bagaimanpun keselamatan kita lebih utama dari hal apapun, toh pendakian lain kali masih bisa di rencanakan atau dilakukan di kemudian hari.

- Jika terjadi sesuatu terhadap pendakian anda ( tersesat misalnya ), tetaplah tenang,jangan panik, berpikir jernih.Jangan pernah terpisah dari teman - teman, sambil diskusikan bersama tindakan apa yg akan dilakukan dlm menghadapi situasi tersebut. ( Persiapan bekal yang cukup bahkan lebih dari cukup akan sangat membantu nantinya ).

- Saat sudah turun laporkan diri kembali di basecamp kalau kita sudah turun dari pendakian, jangan sampai membuat petugas basecamp atau tim sar kelabakan karena dikiranya kita tidak turun atau terjadi sesuatu diatas sana.

Semoga Bermanfaat.




















Friday, June 24, 2011

Pendakian Gunung Merbabu Jalur Cunthel

Pendakian kali ini saya lakukan tanggal 20 - 21 Mei 2011, dengan masih anggota tim yang sama sewaktu pendakian Gunung Lawu minus Pak Wiwit..dan ketambahan 2 orang teman yaitu Pak Santoso dan Mas Teguh, tapi saat hari H si Basuki tidak bisa ikut jadi anggota tetap 6 orang.

Browsing2 tentang Merbabu  sudah pasti  kami lakukan untuk mencari info seputar gunung tersebut..akhirnya kami  sepakat naik lewat Jalur Cuntel - Kopeng, kontak person ( Pak Tono ) jg sudah di dapat lewat internet yg nanti akan menunggu di Basecamp Cuntel karena rencananya tetap mau cari porter 2 orang.

( Basecamp Cuntel )

Perjalanan dari Borobudur sekitar jam 5 sore diiringi dengan gerimis..tapi menjelang masuk Kopeng gerimis mulai mereda bahkan bintang satu dua sudah mulai tampak kelihatan di langit. Tiba di basecamp kami disambut dengan ramah oleh Pak Tono akan tetapi yg jadi porter bukan Pak Tono tapi dua orang temannya yaitu Pak Yakub dan Pak Slamet.

Packing ulang dilakukan di basecamp karena sebagian barang nanti akan di bawa oleh Pak Slamet dan Pak Yakub..air minum sebagian ditinggalkan diganti dengan botol kosong karena katanya nanti kita bisa cari air di Pos II untuk mengurangi beban bawaan.

Menurut Pak Tono sebaiknya kita berangkat jam 9 malam ...kamipun setuju. Karena waktu pendakian  masih lama oleh Pak Tono ditawari singgah ke rumahnya yang tidak jauh dari basecamp.

( Di Rumah Pak Tono )

Tepat jam 9 malam rombongan berangkat mendaki,jalur pertama melewati perkampungan Desa Cuntel selepas itu melewati ladang penduduk. Cuaca akhirnya sangat cerah...bintang - bintang pada akhirnya tanpa malu-malu menampakkan dirinya, sebentar saja kami sudah bisa melihat lampu-lampu rumah penduduk di bawah sana berkerlap - kerlip sangat indah sekali.
( Sempat mengambil gambar saat perjalanan menuju Pos III )

Setelah melewati beberapa pos termasuk pos bayangan  dan juga sempat mengisi air di Pos II akhirnya kami sampai di Pos III yang akan digunakan untuk membuka tenda.Kata Pak Yakub dan Pak Slamet sebaiknya kita membuka tenda di Pos III dan besok pagi - pagi sekali berangkat naik menuju puncak.

Pos III sendiri letaknya di bawah Pos Pemancar... berupa lapangan yang cukup luas untuk membuka puluhan tenda. Sampai di Pos III kira-kira jam 11 malam...dua buah tenda kami dirikan... dan Pak Slamet entah bagaimana caranya bisa membuat api unggun yang cukup besar dari sisa batang pohon yang sudah mati...lumayan hangat untuk mengusir hawa yang cukup dingin tapi tidak sedingin Gunung Lawu.

Setengah jam kemudian muncul rombongan mahasiswa dari kota Semarang (kalau tidak salah),juga membuka tenda di Pos III...tempat jadi ramai dan asik apalagi banyak cewek-ceweknya haha...

Sekitar jam 4.30 dini hari tgl 21 Mei 2011 kami sudah dibangunkan sama Pak Slamet untuk melanjutkan pendakian lagi ...padahal tidur sedang enak2nya ...tapi okelah memang harus seperti itu. Tenda tetap dibuka di Pos III dan akan di jaga sama Pak Slamet sedangkan  naiknya sendiri akan di -guide sama Pak Yakub.

Pendakian menuju Pos Pemancar menyajikan pemandangan yang sangat...sangat...sangat indah ( tuh sangat-nya sampai 3 kali saking indahnya ) ...hari bergerak menuju pagi dan pemandangan yang tersaji di depan mata  sebanding dengan pengorbanan yang kami lakukan...bayangkan ...7 gunung nun dekat dan jauh disana kelihatan semuanya dari  kejauhan nampak kelompok Gunung Sumbing, Sindoro dan Gunung Dieng yang paling jauh ...sementara kelompok gunung terdekat kelihatan Gunung Andong,Telomoyo, Ungaran dan satu lagi tidak tahu gunung apa..plus pemandangan Rawa Pening dan savana yang sangat menakjubkan..

Berikut beberapa foto :





Di Pos Pemancar kami istirahat lumayan lama sambil menikmati suasana pagi dengan menu pemandangan yang indahnya sulit untuk diungkapkan dengan kata - kata. Mengambil pendakian jalur Kopeng memang kita tidak bisa melihat pemandangan matahari terbit ( Sunrise ) karena kita berada di balik jalur terbitnya matahari...akan tetapi pemandangan yang disajikan tidak kalah indahnya dengan melihat sunrise..

Perjalanan kami lanjutkan menuju puncak... sempat juga menulis dengan menyusun batu-batu di Watu Tulis...melewati Geger Sapi, Jembatan Setan...dan setelah melewati beberapa puncak bukit akhirnya kami sampai di puncak tertinggi Gunung Merbabu yaitu Puncak Kentengsongo..sayangnya si Mardana hanya sampai di Pos Pemancar dan tidak melanjutkan pendakian sampai ke puncak karena kelelahan.

Foto - foto di Puncak Kenteng Songo




Muara dari pendakian kali ini adalah Puncak  Kentengsongo...sampai disana pas tengah hari...matahari sedang terik-teriknya tapi bonusnya tidak ada awan/kabut yang menghalangi pemandangan di depan ...Gunung Merapi kelihatan begitu dekat ...

See You Merbabu ...salah satu gunung terindah yang sayang untuk di lewatkan.

Suatu saat nanti aku pasti akan kembali lagi menyambangimu... 

Tuesday, June 21, 2011

Pendakian Gunung Lawu

Bermula dari sekedar bincang2 dikantor saat kerja, entah dari siapa muncul ide untuk naik gunung, saya sama si Darma, Pak Wiwit langsung saja oke. Apalagi saya seumur-umur belum pernah yg namanya naik gunung,jangankan naik gunung camping saja blm pernah .Sekarang tinggal nyari gunung apa yg akan mau didaki. Pak Wiwit bilang Gunung Lawu saja krn dia pernah mendaki waktu masih blm kerja sama pacarnya he2…( maaf bos bocorin rahasia dikit), katanya sih buat pemula track-nya tidak terlalu berat terus seingat dia jalannya sudah tersusun rapi.

Ngajak temen sekantor sana-sini tidak ada yg mau akhirnya dapat si Mardana,Emint sama Basuki yg mau ikut, tanggal kita tetapkan Jumat 24 Sept 2010 biar baliknya Sabtu terus Minggu bisa libur istirahat ..planningnya sih begitu.

Mulailah pada sibuk browsing-browsing nyari info tentang Gunung Lawu ..maklum semua boleh dibilang pemula. Pak Wiwit pernah naik gunung itupun sudah lama sekali..mungkin dia sudah lupa caranya naik gunung beneran ha ha..kalo si Darma katanya pernah naik Gunung Merapi tapi itupun tidak sampai puncak.

Info - info seputar pendakian sudah kami dapat.Informasi ttg Gunung Lawu juga sudah ada dalam bayangan  masing2.Kami nantinya nanti naik lewat Cemoro Sewu perjalanan malam hari turun juga lewat jalur yang sama.Baca - baca diinternet sih Cemoro Sewu jalannya sudah rapi trus lebih cpt sampai puncaknya daripada lewat Cemoro Kandang. Rencana kami mau nyari 2 porter sekaligus juga jadi guide ..bingung juga nyarinya dimana tapi semua setuju nyarinya disana saja ( basecamp).

Hari pendakian tgl  24 Sept 2010 tiba kami semua masih kerja, untungnya bisa meminjam peralataan mendaki di tempat kerja yg disiapkan kalau ada tamu yg mau mendaki..Saya, si Emint, Darma langsung ngecek peralatannya apa saja isinya,bagaimana cara makainya,dsb.Si Darma ini yg paling care masalah kesehatan jadi dia ke klinik kantor minta obat2an seperlunya yang mungkin nanti dibutuhkan. Minta tolong sama teman yang tidak ikut mendaki suruh belikan makanan sama minuman buat bekal mendaki..lah kopi kok dibelikan satu pak..memangnya mo kondangan nyuguhin orang sekampung hehe

Kira-kira Pukul 17.00 sehabis pulang kerja kami berangkat ber-5 dari Borobudur ( Saya ,Darma,Mardana,Emint sama Basuki )..si bos nanti minta dihampiri dirumahnya di Jogja..gpp lagian juga searah perjalanan. Mobil sudah siap,mobil harus sehat krn akan ngelewati daerah pegunungan jadinya kami nge-rent mobil sehari saja.Si Mardana yg nyupir maklum dia sdh lulus ujian nyupir Jawa – Bali hehe… Deg-degan juga sih ..yang lain pastinya juga merasakan hal yang sama maklum semua masih pemula.

Kurang lebih satu jam perjalanan sampai di rumah Pak Wiwit ..jemput dia , terus kami berangkat lagi. Sepanjang perjalanan hujan gerimis kwatir juga kalau hujan menjadi lebat .Sampai di Solo sempat  turun ngisi perut dulu trus melanjutkan perjalanan lagi . Di Karangnyar juga mampir sebentar beli makanan kecil dan minuman di Alfamart pinggir jalan, lega juga hujan berhenti malah langit cerah bulan bersinar.

Sekitar pukul 21.00 sampai di Cemoro Sewu ..kami bingung dimana basecampnya akhirnya berhenti di sebuah warung pinggir jalan untungnya masih buka. Kami turun dari mobil..dan nyessss… udara dingin menerpa badan, pikir saya bener juga infonya kalau Gunung Lawu udaranya paling dingin diantara gunung yg lain. Selanjutnya nanya-nanya sama pemilik warung dan dia sendiri yg akan nyarikan porter,kami  disuruh deal langsung sama porternya. Temennya yg nanti akan jadi porter datang 2 orang setelah tawar menawar tentang jasa porter akhirnya sepakat biaya porter 200rb per orang turun dari 250rb

Barang - barang kami turunkan di warung itu juga..kami semua siap-siap , tas yg akan dibawa porter dipacking ulang sama bpk2 porter ( sampai sekarang lupa namanya 2 bpk porter yg dgn setia menemani kami ).

PENDAKIAN DIMULAI – MENUJU POS I
Tepat jam 9.30 malam kami berangkat dari warung itu ber-8 ( Saya,Pak Wiwit, Darma,Basuki,Emint,Mardana, plus Porter 2 ) ..ternyata pintu gerbang Cemoro Sewu tidak jauh cuma menyebrang jalan saja, sebelum naik tentu saja berdoa dulu biar pendakian berjalan lancar.

15 menit pertama langkah2 kami masih mantap,hawa dingin sudah mulai hilang berganti dengan hawa panas plus keringat bercucuran.Sesekali saya dengar suara angin berembus kencang ..kadang jalan sambil ngobrol, tapi kalau diam semuanya pasti bergumam dalam hati ..oo begini toh naik gunung .

Menuju Pos I - II,foto Minus Pak Wiwit ( Basuki, Darma,Aku, Mardana, Emint )
Setelah lewat 15 menit nafas mulai ngos2an hehe ..maklum usia sudah pada tua semua :-)..si bos yg paling kelihatan ngos2annya. Belum juga sampai di  Pos Bayangan I, Pak Wiwit minta berhenti ..nafasnya tersengal2, mukanya kelihatan pucat pasi dia minta istirahat tapi melihat kondisi dia sepertinya tidak mungkin untuknya melanjutkan perjalanan akhirnya Pak Wiwit tidak melanjutkan naik ( he2..jgn kapok lo pak baru juga Pos Bayangan I ). Kami rembugan ..akhirnya dia turun dengan  ditemani 1 porter yang akan mengantarnya sampai ke basecamp mungkin tidurnya di mobil saja ngabisin malam ,sementara barang yg dibawa porter tidak mungkin di bawa turun akhirnya dibawa si Mardana. Jadi Mardana bawa dua tas termasuk tasnya dia, wajarlah badannya paling gede jadi tenaganya paling kuat ..lol

Perjalanan berlanjut..Karena perjalanan malam hari jadi kami tdk begitu tahu betul vegetasi tumbuhan di sepanjang perjalanan.Kami hanya ditemani cahaya senter dan head lamp.Pos Bayangan I akhirnya terlewati,lupa jam berapa sampainya disana.Istirahat sejenak,akhirnya sampai juga di Pos I..kalau tidak salah berupa bangunan yg sudah ada atapnya ..kami istirahat sebentar terus melanjutkan perjalanan menuju Pos II.

MENUJU POS II
Perjalanan menuju Pos II sudah mulai sangat melelahkan menurut ukuran kami dan menguras banyak tenaga.Seingat saya perjalanan dari Pos I menuju ke Pos II ini lebih lama dari perjalanan bacecamp menuju Pos I . Sebentar - sebentar berhenti.. nafas mulai ngos2an tidak beraturan tapi tetap semangat ..akhirnya sampai juga di Pos II ..wah capek sekali ..tp eeiit tidak boleh mengeluh kalau naik gunung,begitulah katanya salah satu pantangan kalau naik gunung.

Ternyata di Pos II sudah ada sekelompok pendaki lain yg sedang istirahat, mereka dari Mapala Madiun apa Magetan gt yg sedang mengadakan survey pendakian sebelum mengadakan pendaikan massal.+- 10 menit istirahat di Pos II ternyata porter yg tadi ngantar Pak Wiwit turun sudah sampai ..wah gila bener ini bapak kok bisa secepat itu kami semua pada heran.

MENUJU POS III
Setelah cukup istirahat perjalanan kami lanjutkan menuju Pos III, medan mulai lebih nge-treck .5 menit perjalanan nunggu si Mardana sambil ambil nafas kok tidak muncul-muncul sampai akhirnya yg muncul adalah porter yg memang satunya kami suruh berjalan paling belakang. Kata porter Mardana tidak melanjutkan perjalanan alias tidak kuat hehe, dia istirahat di Pos II untungnya Pos II berupa bangunan yg beratap.

Mardana di Pos II
Wah dalam hati ada yg kurang dan jelas kepikiran juga apalagi baca-baca kalau Gunung Lawu sangat kental aroma mistisnya.Semoga saja tdk terjadi apa-apa sama dia. Sama porter juga diwanti2 agar tetap di Pos II sambil menunggu besok teman-teman turun. Kurang lebih satu jam akhirnya sampai juga di Pos III yg juga berupa bangunan yg sdh beratap ..capek??? sudah pasti.... kami istirahat, ketemu lagi dengan rombongan mapala yg tadi yg lebih dulu sampai.

Diperjalanan saya sempat ngobrol-ngobrol dgn salah satu porter tentang bunga edelweis..saya sendiri sangat penasaran sekali melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri bunga tersebut dipohonnya. Diperjalanan menuju Pos III inilah Pertama kalinya saya melihat bunga Edelweis lngsung dari pohonnya di alam liarnya setelah pak porter menunjukkannya ke saya ..dan kata dia diatas malah jauh lebih banyak lagi.
Edelweis


MENUJU POS IV &  HARGO DALEM
Perjalanan berlanjut ..tapi ada saja halangan, sekarang  si Darma yg tidak bisa melanjutkan pendakian bukan karena tidak kuat tapi karena diare.Aneh juga.. kok bisa diare datangya pas naik gunung ?? ya sudah akhirnya kami tinggalkan dia ..bagaimanapun jg tetap kepikiran sudah 3 orang yg tidak melanjutkan pendakian. Sementara kami berlima melanjutkan pendakian ( saya , Basuki , Emint plus 2 porter ). Nantinya dari cerita si Darma ternyata dia pelan – pelan turun menuju Pos II tempat si Mardana. Sudah tentu cerita mereka berdua juga tidak kalah serunya.

Perjalanan naik dari Pos III menurut saya adalah yang paling berat dan sangat menguras tenaga ..tanjakan seakan tiada hentinya walaupun jalan sdh tertata rapi dengan susunan batu, kemiringan antara 50 -70 derajat. Tiap lima 5 menit kami berhenti mengambil nafas..sebenarnya saya sudah tidak kuat untuk melanjutkan perjalanan.. kaki rasanya berat sekali utk diajak melangkah tapi niat yg besar untuk merasakan bagaimana rasanya sampai puncak mengalahkan semuanya. Berulangkali saya oleskan counterpain di sekitar betis sama paha sambil saya urut - urut karena tanda-tanda betis mau kram sudah muncul.

Diantara kami bertiga si Emint yg paling kuat, disusul Basuki..saya selalu ada paling belakang ditemani satu orang porter..berulangkali porter selalu bilang “ POS IV tinggal satu belokan lagi “ tapi tiap belokan dilewati selalu bilang satu belokan lagi hahaha…mungkin ini strategi pak porter biar saya tidak turun semangat. Nanya apa masih jauh , juga tidak berani ..tidak boleh ..yg paling pas nanyanya “sudah dekat” jawabannya sebentar lagi sampai ..sebentar lagi.. sampai sudah tidak  kehitung sebentar laginya.Walaupun begitu kami jg saling susul menyusul dengan grup pendaki yg ketemu di Pos II tadi. Mereka jg ternyata sama dgn kami ngos2an. Sempat jg kami istirahat bareng lagi sama mereka.

Akhirnya sampai di jalanan yg lumayan mendatar kata porter Pos IV sudah terlewati tidak tahu juga Pos IV yang mana .Setelah berjalan sebentar kami sampai di Sendang Drajad sama porter disuruh terus saja jalan .karena malam dan tidak sempat berhenti jd kami  belum tahu dgn jelas Sendang Drajat itu seperti apa.Sendang Drajad kami lewati.. dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara kokok ayam jelas sekali ..heran juga kok ada suara ayam di ketinggian segini . Suara kokok ayam semakin dekat ..dekat dan dekat,akhirnya suara ayam tersebut muncul dari sebuah pondok dimana Mbok Yem yg terkenal itu tinggal disana. Porter langsung ngajak masuk ke dalam pondok tersebut yg tidak di kunci.Didalam ternyata sudah ada banyak pendaki yang lagi istirahat/tidur mungkin sekitar 25 orang .
Pondok Mbok Yem ini letaknya di Hargo Dalem.Sebetulnya di Hargo Dalem ini ada petilasan berupa bangunan besar gitu tp karena kami langsung naik ke puncak besok paginya jadinya tdk sempat mampir kesana.
Pagi Hari di Depan Pondok Mbok Yem

Rasanya lega sekali kaki sdh tidak dipakai utk berjalan lagi ..saya sdh tidak ingat lagi pukul berapa sampai di pondok Mbok Yem tapi mungkin sekitar Pukul 02-03.00 pagi. Yang tidak bikin kuat adalah dingin yg sangat menusuk padahal saya sdh berada di dalam pondok tidak bisa dibayangkan bagaimana dinginnya diluar sana. Kaos kaki basah karena embun ..begitu jg baju penuh dengan keringat. Setelah kami ganti pakaian porter buatin kami PopMie juga kopi..terasa nikmat sekali, itu mungkin kopi dan PopMie ternikmat dalam hidup saya. Si Emint sama Basuki sekilas saya lihat bisa terlelap dalam tidur tapi saya, walaupun mata terpejam tp tidak bisa tidur karena dingin.Rasa - rasanya tidur beralaskan balok es.Kebetulan karena saya tidak membawa sleeping bag jadi pakai baju rangkap 3 termasuk jaket masih tetap juga tembus.

MENUJU PUNCAK
Suara kokok ayam diluar pondok semakin sering terdengar menandakan pagi sudah mulai datang. Satu porter saya lihat sempat melihat keluar pondok kalau2 cuaca cerah sehingga kami bisa naik ke puncak terus bisa melihat sunrise..ternyata hari itu cuaca sedang tdk bersahabat.. kabut tebal, fajar tidak kelihatan sama sekali.Dari pondok Mbok Yem kata porter sebenarnya juga bisa langsung lurus melihat sunrise tapi pagi itu sama sekali tdk kelihatan apa2..kabut tebal sekali. Menurut porter dari Pondok Mbok Yem menuju puncak perjalanan tinggal 30-40 menit lagi. Akhirnya kami putusin naik ke puncak setelah pagi saja .
30-40 Menit Menuju Puncak

Pagi sdh datang saya juga tidak  ingat jam brp kami mulai tinggalkan pondok Mbok Yem utk naik sedikit lagi menuju puncak ..mungkin sekitar jam 6.30-7.00 pagi, yg jelas udara dingin masih sangat menusuk .Dari pondok Mbok Yem menuju puncak kami jalan berbalik arah tp sekitar 50 meter ada semacam lereng di kanan jalan yg itulah merupakan jalan menuju puncak. Mungkin karena sudah dapat istirahat stamina saya kembali pulih ..kemiringan lereng mungkin sekitar 40-50 derajat dengan di kanan kiri banyak sekali rumput liar dan tumbuhan Edelweis jg Centigi. Sekitar 40 menitan kami akhirnya berlima sampai di Puncak Gunung Lawu. Inilah puncak pertama saya..kegembiraan, kelegaan sudah tidak dapat saya bendung lagi.Udara dingin berkabut sama sekali tdk terasa dingin saat itu buat saya.

Namanya jg orang belum pernah naik gunung dari dulu saya memang penasaran, gimana sih puncak gunung itu, ada apa disana, gmn suasananya semua pikiran spt itu selalu ada dlm benak saya dan akhirnya sekarang saat itu saya betul - betul  berada di puncak sebuah gunung yaitu Gunung Lawu. Walapun cuaca saat itu berkabut tebal tapi yang saya rasakan adalah kegembiraan yang luar biasa. Rasanya tidak percaya bisa sampai disana  penuh dgn perjuangan dan kelelahan. Puncak Lawu merupakan sebuah tanah datar yg tidak begitu luas dan memang benar itu adalah tanah yg tertinggi, disekeliling yang lain saya lihat tidak ada gundukan tanah yg lebih tinggi dari itu.. ada sebuah tugu disana.
Akhirnya Sampai Puncak ( Sayang Gambar Kabur )

Di puncak kami habiskan dengan berfoto2..saya, Emint, Basuki tidak henti2nya mengabadikan moment tersebut ..tapi sayangnya nanti semua hasil jepretan kami tdk begitu bagus karena sebentar2 lensa tertutup dengan embun jadi harus cepat-cepat ngambil gambarnya.Karena cuaca berkabut kami tdk bisa melihat pemandangan apapun ..kata porter kalau cuaca cerah pemandangan Puncak Lawu sangat menakjubkan..di sebelah barat laut kelihatan dengan gagahnya Gunung Merapi dan Merbabu juga Kota Solo dan Karanganyar sedangkan di bagian timur kelihatan daerah Magetan juga Telaga Sarangan. Tp it’s okay, tidak masalah tidak bisa lihat pemandangan.Ternyata terlebih dahulu sudah ada 2 pendaki cowok yg lebih dulu sampai di puncak.Saking senengnya satu orang dari mereka membuka baju dan berteriak2 hahaha…satu kata crazy..gmn tidak gila orang dinginnya saat itu seperti es.

PERJALANAN TURUN

Kami tidak lama di puncak mungkin sekitar 20-30 menitan krn porter sama Emint dan Basuki ngajak turun karena saking dinginnya lagian cuaca jg berkabut tebal. Saya sebenarnya pingin lama di puncak kalaupun mau menunggu cuaca cerahpun saya mau. Entah kenapa dingin saat itu sangat-sangat bisa saya tahan.Kecewa juga sih tapi mau bagimana lagi. Sebelum turun tidak lupa saya bawa oleh2 yaitu 3 buah batu kecil buat kenang2an hehehe..batu Puncak Lawu. Sebelumnya saya bilang dulu sama porter boleh apa tidak, porter bilang gpp..saya ambil deh malah dia ikut nyarikan. Sampai sekarang batu tersebut masih saya simpen.

Perjalanan turun katanya sih lebih cepat tapi buat saya justru malah lebih lama dari naiknya. Karena kaki sama paha sdh tdk bisa diajak kompromi jadi jalan saya kayak semut gitu apalagi perjalanan turun menahan berat badan jadi bisa di bayangkan lambatnya plus ditambah dengan motivasi waktu kita naik sama turun juga sdh beda. Disaat turun yg ada dalam pikirian adalah bayangan cepat - cepat sampai di basecamp, berhenti berjalan, istirahat plus ngopi menghangatkan badan …hmmm… nyam nyam nyam.
Befoto di Sendang Drajat ( Basuki, Emint, Porter, Aku )

Akhirnya ngelewati juga Sendang Drajat ..yang airnya jernih dan dingin. Kami sempat cuci muka dan minum airnya. Sempat juga di tunjukin sama porter Sumur Jolotundo yg sepertinya sih dalam sekali.

Pos demi pos terlewati ..dan sebenarnya kaki sudah tidak kuat diajak berjalan lagi. Kalau diibaratkan otak menyuruh kita jalan tapi kaki sudah tidak mau diajak jalan. Basuki sama Emint tetap yg terdepan memimpin sedangkan saya sendiri dengan setia di temani Pak Porter paling belakang. Malah saya di bikinkan tongkat dari batang pohon kecil untuk sedikit membantu menahan laju beban saat turun.

Berulangkali saya nanya sama Porter sudah dekatkah Pos ini , Pos itu, jawabannya selalu bilang sebentar lagi sampai, tp perasaan saya kok tidak nyampai2 ya hehe. Beberapa kali saat istirahat, Basuki sama Emint terkejar jadi istirhat bareng, sayau langsung ngelongsor tidur di jalan yg memang berupa batu2 tersusun rapi.


Basuki and Aku ( Perjalanan Turun )
Rasanya tidur 2-3 menit spt sejam dua jam saking capeknya jalan. Tp kalau inget si Darma, Mardana,Pak Wiwit sdh menunggu di basecamp mau tidak mau istirahat sebentar saja, kasihan kalau mereka menunggu lama kedatangan kami.Padahal mana cukup istirahat 5-10 menit maunya si minimal sejam hahaha..

Jam 4.30 kalau tidak jam 5 sore akhirnya kami sampai di basecamp ditemani dengan rintik 2 hujan. Darma,Mardana dan Pak Wiwit menunggu di sebuah bangunan kiri jalan sebelum pintu gerbang Cemoro Sewu..kata - kata  mereka meluncur..hebat..hebat. Jelas hebat dong hehe..sayangnya mereka juga tidak bisa sampai puncak.

Apakah saya kapok naik gunung ?? no way ..tdk ada istilah kapok, bagi saya ini adalah permulaan dari hoby baru saya. Rasanya ada perasaan yg tdk bisa saya jelaskan dengan pengalaman pertama naik gunung yaitu Gunung Lawu.
Setelah Pendakian ( Emint, Mardana, Basuki, Pak Wiwit, Darma, Aku )


Setelah berkemas2 akhirnya kami pulang tapi sebelum pulang kami mampir dulu minum - minum yg anget2 di sebuah warung pingir jalan diseberang pintu gerbang Cemoro Sewu ( bukan warung kemarin ). Pak Porter juga ikut..porter kami bayar plus sama Pak Wiwit ditambahin tip buat mereka. Hanya satu kata buat mereka Terimakasih banyak Pak Porter atas bantuan,petunjuk,dsb yg telah menemani perjalanan kami.Semoga kita bisa bertemu kembali.

See you in my Merbabu journey

The End.