Tuesday, April 16, 2013

Diantara Gunung Merapi, Lawu, Merbabu, Sindoro, Gunung Manakah Yang Paling Dingin ?


Kalau ditanyakan diantara para pendaki  yang sudah mendaki  gunung - gunung tersebut bisa jadi jawaban masing - masing pendaki berbeda atau mungkin sama dengan saya. Ini adalah “menurut saya “  dari apa yang saya rasakan dan alami setelah mendaki keempat gunung tersebut. Bisa jadi jawaban saya berbeda dengan anda.Waktu perbandingannya adalah saat  malam dan pagi hari.


Gunung Merapi


Gunung Merbabu

Kalau menurut saya di antara gunung – gunung  tersebut yang paling dingin adalah Gunung Lawu. Waktu itu saya sudah masuk ke dalam Pondoknya  Mbok Yem dipuncaknya sana tapi dinginnya masih luar biasa bayangkan kalau di dalam tenda. Menyalakan kompor gas yang kami bawa secara normal tidak bisa,baru dilempar dengan batang korek api baru dia menyala. Menyalakan rokok dengan korek api biasa jangan harap bisa, dengan korek api gas-pun harus dengan usaha yang extra dan itupun kalau tidak cepat-cepat disedot rokok mati dan basah. Kalau tidak salah Mbok Yem menyalakan kompor-nya bukan dengan minyak tanah tapi dengan bensin karena kalau minyak tanah susah nyalanya karena dingin. Saat pagi hari saya keluar pondok mau sikat gigi, air terasa seperti es dinginnya tangan seperti membeku.

Gunung Lawu

Gunung Sindoro 

Bagaimana dengan Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro ? jelas tetap dingin namanya juga gunung  pasti dingin tapi menurut saya dinginnya masih kalah dengan Gunung Lawu.

Mudah – mudahan bisa dijadikan referensi.

Thursday, April 11, 2013

Pendakian Gunung Merapi

Setelah cukup lama saya istirahat tdk mendaki gunung ( pendakian terakhir di bulan Nopember 2011 ,mendaki Gunung Sindoro ) lagi-lagi ada rasa kangen untuk mendaki gunung, seperti biasa saya sms Pak Santoso untuk ngajak mendaki lagi..dan seperti mudah di tebak gayungpun bersambut akhirnya kami merencanakan pendakian selanjutnya yaitu Mendaki Gunung Merapi.

Pendakian kali  ini kami rencakan jauh2 hari, bagi saya sendiri kali ini adalah pendakian saya yang keempat kalinya..bulan baru masuk bulan Feb 2012 dan hujan turun lagi lebat-lebatnya .Pendakian rencana menunggu musim hujan berkurang dulu agar tidak seperti naik Gunung Sindoro. Apalagi kali ini pendakian serasa spesial karena istri saya dan istrinya Pak Santoso juga bersikeras mau ikut mendaki. Pak Santoso dan istrinya adalah sepasang pendaki dulunya..ketemunyapun sampai menjadi suami istri karena sama2 mendaki..sedangkan istri saya waktu mudanya memang suka mendaki.

Karena ada 2 cewek yang ikut serta pastinya persiapan harus dilakukan dengan sangat matang apalagi istri saya punya riwayat penyakit sesak nafas yang tidak tentu datangnya. Saya sendiri sebenarnya tidak mau ngajak tp karena bersikeras terus ..akhirnya ngalah juga. Pendakian kami tetapkan tgl 14-15 April 2012 masih ada waktu 2 bulan untuk mempersiapkan segalanya terutama persiapan fisik. Mas Viki juga rencananya ikut dengan satu orang temannya  bukan si Man tapi Pak Inung , jadi nanti total yang akan mendaki 6 orang.

Yang belum pernah mendaki Gunung Merapi cuma saya dan Pak Inung, yang lain semuanya sudah pernah tapi sebelum Merapi meletus hebat tahun 2010. Saya sendiri setelahnya mencari info sebanyak-banyak tentang gunung yang akan saya daki dan Merapi memang sudah bisa untuk di naiki kembali.

Tgl 14 April 2012 kira2 pukul 14.00 kami berangkat bersama dari rumah saya di Borobudur menuju Selo dengan menyewa mobil pick up bak terbuka ( mobil buat angkut sayur hehe ) yang sudah kami sewa untuk mengantar dan menjemput saat pendakian nanti.Cuaca sendikit mendung menemani..dan kira2 jam 3.30 kami sampai di basecamp New Selo.Sampai disana tidak langsung mendaki tapi minum teh,kopi dulu di warung sana sama packing ulang lagian cuaca juga sedikit gerimis.

Packing ulang di New Selo

Foto dulu sebelum mau naik

Gerimispun mereda dan kami mulai melakukan pendakian..selalu langkah kaki saat awal2 pendakian terasa berat untuk dilangkahkan padahal jalan juga pelan2 tapi nafas seperti tersengal sengal sebentar-sebentar berhenti untuk istirahat dan itu di alami oleh semua rombongan kami yang mendaki, mungkin karena masih peneyesuaian tapi selepas 15 menit  sudah tidak terjadi lagi. Saya sendiri selalu menanyakan kondisi istri saya karena kekewatiran akan penyakit sesak nafasnya..tapi sejauh ini masih oke2 saja.

Pelan tapi pasti hari semakin beranjak petang, cuaca sendiri masih sedikit mendung walapun gerimis sudah berhenti sama sekali.Kira2 jam 19.30 kami berhenti untuk makan malam mengisi tenaga..persis perbekalan dibuka setelah pos 1 ada sedikit tanah lapang ( kalau tidak salah ). Dari jauh kerlap kerlip lampu penduduk kelihatan dibawah sana dengan indahnya.Dan bulan juga sudah berani menampakkan wujudnya walapun saat itu bukan bulan purnama.

Setelah makan malam selesai perjalanan dilanjutkan dengan langkah yang masih saja pelan sedari awal pendakian.. jalur sudah mulai semakin ngetreck sebentar2 ambil nafas untuk istirahat. Kira2 jam sepuluhan lebih cuaca kembali tidak bersahabat,gerimis kecil sudah mulai turun lagi , pendakian tetap kami lanjutkan..akan tetapi lama kelamaan gerimis berubah menjadi rintik hujan dan kami harus cepat2 membuka tenda dan sepakat perjalan di lanjutkan besok pagi saja. Mencari tanah lapang yg cukup buat tenda sulit sekali di tempat yang memang bukan untuk membuka tenda..akhirnya menemukan satu area yg cukup untuk membuka hanya satu buah tenda saja di sisi samping jalur pendakian padahal kami berenam dan membawa 2 tenda. Saya dan Pak Santoso berinisiatif untuk naik selama 5 menitan.. barangkali ada tempat yg cocok buat 2 tenda..sementara anggota yg lainnya tetap di tempat tersebut. Sepertinya memang tidak ada tanah lapang buat mendirikan lebih  dari satu tenda dan akhirnya saya sama Pak Santoso turun ke tempat anggota yg lain dan meneriakkan agar tenda cepat di didirkan saja karena rintik hujan semakin deras..Kami seperti berpacu dengan waktu dan dengan sangat terpaksa sekali satu tenda kami jejali berenam plus perlengkapan masuk semua di tenda yang penting tidak basah kehujanan..

Di dalam tenda yang penuh sesak sangat tidak nyaman..sementara diluar hujan turun semakin deras dan lebat. Petir dan kilat saling bersahutan..walapun begitu kami masih bersyukur karena tidak melanjutkan perjalanan. Di luar sepertinya terjadi badai karena disertai angin yg cukup kencang..kami sendiri sampai harus menahan tenda dari dalam agar tenda tidak terbang dan tetap berdiri ..dan kekwatiran kami menjadi kenyataan yaitu air mulai masuk kedalam tenda.Semuanya pada berusaha agar air tidak semakin banyak masuk ke tenda..sementara buat saya sendiri yang menjengkelkan adalah saya jadi lebih sering pingin kencing, mau tidak mau saya harus keluar tenda.

Hari semakin malam tapi hujan seperti tidak berhenti untuk turun..kadang mereda kadang deras lagi begitu seterusnya.Di dalam tenda juga dingin sekali karena sleeping bag yg kita gelar basah tapi karena lama kelamaan mengantuk toh akhirnya saya tertidur juga dengan kondisi basah2an. Tidur dengan kondisi seperti itu  jangan harap nyenyak sebentar - sebentar bangun, sementara Pak Santoso,Viki  sama Pak Inung dari tadi guyon terus sambil ngobrol ngalor ngidul. Tapi anehnya semakin malam hari semakin banyak orang yang mendaki..sudah tidak terhitung berapa orang dan berapa rombongan yg sudah melewati tenda kami..itu saya ketahui karena tenda kami memang persis di jalur pendakian jadi langkah2 dan suara mereka kedengeran dari dalam tenda.

Pagi mulai menjelang..cahaya semburat merah di sebelah timur muncul menandakan hari telah berganti  pagi akan tetapi kami tidak bisa melihat sunrise karena terhalang punggung Gunung Merapi sendiri.Nightmare  hujan badait telah  berlalu lega rasanya..walau pagi masih terasa dingin menusuk tulang tapi kami sudah keluar tenda .Sumpek rasanya di dalam tenda dengan kondisi semuanya  basah..slepeeng bag,tas,ransel semua di keluarkan dan kami jemur satu persatu di atas batu di samping tenda.semantara anggota yang cewek mempersiapkan sarapan pagi.

Pagi yang cerah

Sarapan dulu sebelum melanjutkan pendakian

Di bekas tenda yang sudah di buka

Tgl 15 April 2012...setelah selesai sarapan +- pukul 06.30 pendakian kami lanjutkan dengan semangat yang kembali menyala, track semakin menanjak dengan kondisi jalan yang berbatu.Cuaca cerah sekali ..pendakian yang sangat menyenangkan buat saya, Gunung Merbabu di belakang terlihat dengan jelas sekali..semakin tinggi pemandangan semakin indah.. berulangkali saya menanyakan kondisi istri saya dan selalu dijawabnya  masih kuat.Hingga tiba saatnya kami di tempat yang  lapang dan kondisi jalur yang rata..tapi masih di bawah Pasar Bubrah ...dari tempat ini Puncak Merapi kelihatan jelas sekali dan di sebelah kanan kelihatan wilayah Magelang dan di sebelah kiri wilayah Boyolali dan sekitarnya. Banyak juga pendaki yang mendirikan tenda di area ini..sedangkan di depan kelihatan banyak pendaki mendaki menuju Pasar Bubrah.

Melanjutkan pendakian 

Semangat.. 

Go...go...

Sebelum Pasar Bubrah


Saya sudah lupa jam berapa akhirnya kami sampai di Pasar Bubrah mungkin antara jam 8.30-9an i ..ternyata di sana sudah banyak pendaki baik yang mendirikan tenda maupun yang tidak. Tempat menjadi ramai sekali ..banyak juga saya lihat yang mendaki turis asing. Sementara mereka yang sudah melakukan pendakian ke puncak dari Pasar Bubrah kelihatan seperti titik - titik kecil yang merayap. Pemandangan dari sini juga sangat luar biasa indahnya...susah untuk dilukiskan dengan kata2.

Di atas Pasar Bubrah

Me and my wife

Kami sepakat semua untuk muncak, tenda kembali di buka di Pasar Bubrah untuk menaruh barang-barang tas, ransel serta perlengkapan lainnya.Menurut anggota yg sdh pernah mendaki Gunung Merapi ini,jalur menuju puncak katanya sudah berubah total mungkin karena erupsi Merapi 2010 penyebabnya.Waktu itu saya lihat dari mereka yg sudah merayap mencapai puncak ada 2 jalur pendakian menuju puncak..satu kelompok yg mengambil jalur berpasir di sebelah kiri ( Jalur Pasir - Batu Besar - Puncak ) , pendaki  yg mengambil jalur ini sedikit sekali.Satu lagi kelompok pendaki mengambil jalur berbatu ( Jalur Berbatu - Batu  Besar - Puncak )  agak ke kanan dari jalur berpasir dan banyak pendaki mengambil jalur ini.

Tenda didirikan lagi di Pasar Bubrah

Oh ya..pendakian menuju Puncak Merapi ini  sangat berbeda dengan gunung lainnya yg sebelumnya saya daki...jalur seperti ini hanya ada di Merapi ini..kemiringan mungkin sekitar 60-70 derajat dengan tekstur tanah bepasir dan berbatu tidak ada tanaman sama sekali. Kami semua mengikuti kelompok yg mengambil jalur berbatu..awal pendakian masih lancar2 saja sesekali pijakan kaki menyebabkan batu2 kecil dan kerikil jatuh ke bawah.Pendakian menjadi lambat karena kemiringan yg cukup tajam,pijakan kaki yg menyebabkan batu2 berguguran dan kita juga harus memperhatikan guguran batu dari atas yg di sebabkan oleh pendaki diatas kita.

Setelah mendaki kurang lebih 30 menit dan sudah agak tinggi kami semua diam tidak bisa bergerak sama sekali...karena batu menggelinding dari atas besar - besar...semua berteriak " awas batu...awas batu  "...begitu tiap saat semua pendaki saling mengingatkan.Saya pingin melangkah naik juga tidak bisa karena batu2 besar menggelinding kebawah sedangkan di bawah banyak pendaki lainnya ..Jantung saya berdegup kencang...semua pendaki baik yang diatas,kelompok saya  dan pendaki dibawah lainnya untuk sesaat tidak bergerak karena takut batu bergelindingan.. Saya  berteriak sama Pak Santoso,Istrinya,Viki, Pak Inung ,sedangakan istri saya bersama saya setuju untuk turun saja karena pendakian terlalu berbahaya..tapi yg jadi masalah adalah turunnyapun  juga tidak gampang. Kami berteriak sama pendaki yang diatas agar jangan bergerak dulu karena kami bilang mau turun saja,mereka mau menuruti  ..sedangkan pendaki yg dibawah kami teriaki juga kalau kami mau turun ke bawah agar berhati2 dengan longsoran batu dari atas.

Menuju puncak lewat jalur berbatu

Jalur berbatu yang berbahaya

Setelah bersusah payah turun akhirnya  sampai juga di bawah ( dititik awal pendakian menuju puncak ).Kami istirahat sebentar  menenangkan diri..saya sendiri pingin tetap sampai ke puncak karena kalau tidak sekarang kapan lagi. Akhirnya kami diskusi dan sepakat naik ke puncak lagi dengan mengambil jalur berpasir..apalagi melihat pendaki yg mengambil jalur pasir lancar2 saja sampai puncak. Semuanya ikut tanpa terkecuali termasuk istri saya.Mengambil jalur berpasir memang sangat melelahkan dan menguras tenaga..paling cepat naik 3-4 langkah sudah harus ambil nafas karena melangkah di mana kaki sampai sebetis tertanam di pasir sangat memforsir tenaga..itupun jalan lebih baik merangkak daripada tegak berdiri karena lebih sedikit mengeluarkan tenaga akibatnya pungung harus sering-sering diajak istirahat. Tapi biarpun begitu pendakian lancar dan lebih aman tidak seperti sebelumnya walapun selangkah demi selangkah...sampai akhirnya sampai diujung jalur berpasir lega rasanya dan tinggal menyusuri jalan yg kanan kirinya batu - batu besar tapi berbeda dengan jalur berbatu karena batu2 ini tidak mungkin bergerak.

Akhirnya mengambil jalur berpasir

Merangkak di jalur berpasir

Yang pertama kali sampai puncak adalah Pak Inung, kemudian Pak Santoso sama istrinya baru kemudian saya sama istri saya..si Viki paling belakang..kira2 jam 11.00 kami sudah berkumpul di puncak. Di puncak banyak sekali pendaki lain yg sudah berkumpul dan tempatnya sempit sekali dengan kemiringan yg exstrim sedangkan di balik puncak itu sendiri adalah kawah .Kaki sepertinya merinding melihat pemandangan dimana tergelincir sedikit dibelakang bibir puncak sudah nyemplung ke kawah sedangkan di depan kemiringan cukup tajam..jadi duduk atau berdirinya jangan sampai mepet2 bibir puncak..

Semuanya sampai di puncak
( Di belakang sudah kawah menganga )

Again a couple..

Dari raut muka masing2 semua merasa senang, dan puas..saya sendiri tidak menyangka istri saya yg punya riwayat penyakit sesak nafas yg tidak tentu datangnya akhirnya sampai juga di Puncak Merapi...pemandangan dari sini juga sangat indah sekali..sejenak mengagumi dulu ciptaan Tuhan. Saya yakin inilah salah satu tujuan dari para para pendaki yaitu antara kepuasan batin,perasaan senang,perasaan damai berbaur menjadi satu.Diantara sesama pendaki yg tidak kita saling kenalpun seperti terjalin keakraban yg spontanitas...rombongan kami sendiri juga berfoto dengan pendaki lain.

Foto bareng pendaki lain 

Pada akhirnya nanti Gunung Merapi telah memikat hati saya dan ini akhirnya  membawa saya untuk pendakian saya yang ke 2 di Bulan September 2012...entahlah sepertinya saya tidak akan pernah bosan untuk mendaki Gunung Merapi ini.


Video Pendakian :




See you on next trip....





Thursday, March 7, 2013

Pendakian Gunung Sindoro


Setelah pendakian terakhir saya di bulan Mei 2011 yaitu mendaki gunung Merbabu...entah mengapa ada kerinduan yang teramat sangat untuk mendaki gunung lagi.Saat itu bulan sudah memasuki Nopember itu artinya sudah 6 bulan saya tidak mendaki gunung. Mengajak teman- teman sekantor yg mendaki Gunung Merbabu banyak yang tidak bisa ...entahlah apa mereka sudah kapok mendaki gunung atau gimana saya juga tidak tahu. Tapi saya tahu Pak Santoso yang kemarin ikut mendaki Merbabu sudah malang melintang di dunia pendakian, saya ingin mengajak dia untuk pendakian kali ini.

Saya sendiri dengan Pak Santoso baru akrab setelah naik Gunung Merbabu padahal saya baru tahu kalau ternyata satu perumahan dengan dia .Kira - kira seminggu sebelum pendakian saya ketemu dengan dia pas sama-sama melayat orang meninggal. Saya ajak dia untuk naik Gunung Sindoro dan kebetulan juga dia sendiri sudah gatal mau naik gunung.. Jadi klop sudah... dan gunung yang dipikirkannya kok juga sama yaitu Gunung Sindoro..akhirnya di tempat layatan itu juga kami menentukan tanggal pendakian yaitu tgl 29-30 Nopember 2011.

Pendakian rencananya akan kami lakukan berempat, 2 orang lagi adalah temennya Pak Santoso yang belum saya kenal, namanya Viki dan Man. Biar lebih seru dan irit kami juga berencana naik bis saja dan naik lewat jalur Kledung - Wonosobo.

Sudah pasti saya cari info sebanyak - banyak tentang Gunung Sindoro di internet. Pak Santoso dan Viki sebenarnya juga pernah naik Sindoro berbarengan lagi,tapi itu katanya sudah lama sekali merekapun sudah lupa jalur-jalurnya sedangkan si Man belum pernah sekalipun mendaki. Ya minimal saya tenang mendaki dengan orang yang sudah pernah mendaki Gunung Sindoro ini karena pendakian saya kali ini tidak memakai jasa porter/guide seperti 2 pendakian sebelumnya, Lawu dan Merbabu.

Bulan Nopember sebenarnya sudah memasuki musim hujan walaupun baru awal musim hujan...waktu itu hujan baru sekali - sekali turun tapi karena karena sudah gatal pingin naik gunung jadi ya...naik saja.

Tgl 29 Nopember 2011 saya sama Pak Santoso berangkat naik motor dari Borobudur menuju kos-kosannya Viki di Mertoyudan - Magelang, rencana nanti motor di titipkan disana, dari sana baru naik bis sampai Terminal Magelang terus dari terminal naik bis lagi jurusan Wonosobo turun di Kledung.

Foto sebelum naik bis ke terminal 

Bis berangkat dari Terminal Magelang kira - kira jam 4 sore, di bis saya baru teringat kalau saya lupa bawa senter untungnya bis sempat ngetem di Parakan persis di depan toko bangunan jadi senter saya beli disana.

Jam limaan sampai di Kledung..kami sedikit lega karena cuaca sore hari tidak ada tanda-tanda mendung bahkan Gunung Sumbing kelihatan jelas sekali. Langkah pertama yang kami tuju adalah basecamp...sempat heran juga karena sama sekali tidak menemukan pendaki lain yang mau mendaki Gunung Sindoro  padahal hari itu hari Sabtu.

Setelah berjalan sebentar sampailah di basecamp yg ada di tengah - tengah perkampungan penduduk, saya sendiri heran basecamenya kok sepi banget malah seperti tutup.Akhirnya tanya sama penduduk yg kebetulan lewat dan di beritahu kalau pendakian ke Gunung Sindoro di tutup untuk sementara waktu karena beberapa bulan lalu Gunung Sindoro terbakar hebat akibat kelalaian pendaki. Kami sendiri disarankan untuk mengalihkan pendakian ke Gunung Sumbing. Kecewa dan ragu  menyelimuti  benak kami masing - masing..setelah diskusi sebentar kami putuskan untuk tetap mendaki Gunung Sindoro dengan segala resikonya...mantap....

Menuju titik awal pendakian 

Cuaca masih cerah, masih dengan semangat empat lima ayunan kaki dengan mantap menapaki jalan langkah demi langkah. Dari basecamp kami berjalan menanjak menyusuri jalan berbatu yang tersusun rapi ...jalan ini belum merupakan titik awal pendakian, masih merupakan jalan kampung biasa akan tetapi semakin naik sudah tidak ditemukan rumah penduduk yang ada hanyalah ladang penduduk yang ditanami berbagai macam sayuran khas tanaman dataran tinggi. Jalan ini kira2 panjangnya 2 km ..dan ujung dari jalan ini barulah titik awal dari pendakian.

Pendakian terus kami lakukan dan sempat bingung  karena ada persimpangan, dari informasi yang saya cari di internet ada satu persimpangan yang menuju ke arah jalan buntu..saya berpikir apa persimpangan ini yang di maksud? Pak Santoso dan Viki sendiri juga bingung padahal dia pernah mendaki gunung ini sebelumnya. Seingat saya ..kami belok kanan tidak mengambil jalan lurus sesuai dengan info yang kami dapat diinternet.

Pas waktunya makan malam perut sudah mulai harus disi akhirnya kami buka perbekalan untuk makan malam mungkin sekitar jam delapanan. Selepas itu perjalanan kami lanjutkan ..Pak Santoso sama Viki sempat ragu akan jalur pendakian yang kami lewati..seingatnya mereka tidak pernah melewati jalur yg sekarang dilalui .Kami juga berpikir apa ini merupakan jalur baru ?..akhirnya kami mantap saja melanjutkan pendakian apalagi di sepanjang jalur sering melihat bungkus permen dan makanan berharap ini memang jalur pendakian bukan jalan air.

Sekitar pukul +-23.30, kami sampai di suatu tanah lapang.. tidak tahu juga tempat ini termasuk Pos ke berapa..yang jelas perasaan saya sendiri waktu itu merasa sudah mendaki cukup lama dan tinggi. Kami akhirnya memutuskan untuk membuka tenda di tempat ini. Belakangan saya cari info di internet ternyata tempat ini adalah Pos III.


Pos III

Berkaca dari pengalaman dua pendakian saya sebelumnya,kali ini saya melakukan persiapan lebih baik dari pendakian sebelumnya begitu juga dengan membawa sleeping bag yang baru saya beli hehe...akan tetapi setelah sampai di rumah saya baru tahu kalau sleeping bag saya hilang..kemungkinan di curi saat meninggalkannya di tenda saat melanjutkan pendakian menuju puncak. Tapi it's oke ..kapan - kapan masih bisa di beli.

Kami mendirikan dua tenda, satu tenda diisi saya sama Pak Santoso sedangkan tenda satunya diisi Viki sama Man.Setelah ngobrol - ngobrol sebentar sambil membuat kopi akhirnya kami tidur..saya belum pernah merasakan tidur nyenyak di pendakian terkecuali kali ini..cuaca malam itu juga masih cerah.

Masih di dalam tenda saya di kejutkan oleh sinar yang masuk ke tenda..saya kemudian beranjak bangun dan keluar tenda saya pikir hari sudah siang..ternyata matahari mau menjelang terbit tepat di depan tenda. Semua orang saya bangunkan dan dengan terburu - buru kami mengambil kamera untuk mengabadikan momen sunrise di depan mata. Pemandangan sunrise yang luar biasa yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata - kata.

Berikut foto fotonya :

Sunrise 

Awan berbentuk elang dengan latar belakang Gunung Sumbing


Gunung Merbabu dan Merapi di kejauhan sana

Setelah cukup menikmati sunrise dan melihat pemandangan yang begitu memukau,kami melanjutkan pendakian dengan  sarapan pagi terlebih dahulu. Kami putuskan untuk tidak menge-pack tenda dan meninggalkan perlengkapan di dalam tenda hanya membawa tas kecil saja dengan sedikit makanan dan minuman. Pertimbangannya karena "mungkin " puncak tidak terlalu jauh lagi dan mungkin tidak ada pendaki lain selain kami jadi barang-barang aman walaupun ditinggalkan.


Perjalanan menuju puncak kami lanjutkan sekitar Pukul 06.30 .Hari sudah memasuki tgl 30 Nopember 2013 . Dikanan kiri terlihat bekas - bekas kebakaran hebat yang melanda Gunung Sindoro beberapa bulan sebelumnya..semuanya terlihat gosong disana - sini. Di tengah perjalanan kami berpapasan dengan beberapa pendaki lainnya , seumuran anak SMA.. kalau tidak salah mereka dari daerah Wonosobo...saya heran ternyata ada juga pendaki nekat selain kami.



Menuju Puncak ..1

Menuju Puncuk ...2

Perjalanan menuju puncak kami rasakan sangat lama..memang benar info di internet kalau Gunung Sindoro banyak sekali puncak bayangannya.Dari bawah seperti sudah kelihatan puncaknya tapi ternyata setelah sampai masih ada lagi puncak diatasnya begitu seterusnya.

Cuaca yang sebelumnya cerah tiba- tiba dengan sangat cepat  menjadi mendung dan hujan. Kami masih belum mencapai puncak saat hujan turun dengan derasnya..untungnya di tas ransel kecil yang saya bawa ada jas hujan yg buat sepeda ontel jadi itu kami sobek untuk dijadikan payung bersama. Saya liat keatas masih ada puncak lagi mungkin kalau didaki sekitar 15 menit lagi tapi kami semua tidak tahu apakah itu puncak sebenarnya atau masih ada lagi.

Air hujan yang turun betul - betul terasa dingin sekali seperti air es dinginnya tapi tidak berbentuk butiran es..akhirnya setelah berteduh selama setengah jam,hujan mereda dan  kami tetap putuskan untuk melanjutkan pendakian dengan berharap puncak yang diatas adalah puncak yg sebenarnya dan tidak ada lagi puncak-puncak lainnya. Lapar dan kedinginan sudah pasti...karena bekal yg kami bawa di tas cuma roti dan air sudah habis sementara bekal untuk makan siang masih di tenda. Rencana awalnya sih naik kepuncak dengan membawa tas kecil berisi sedikit makanan nanti turunnya di lanjutkan dengan makan siang di tenda.

Sekitar pukul 11.30 Akhirnya puncak yang kami liat sebelumnya dari bawah adalah puncak yang sebenarnya...sudah pasti perasaan saya senang sekali. Pendakian saya kali ini penuh dengan perjuangan...lapar yang saya rasakan seketika hilang. Sampai di puncak hujan hilang sama sekali.


Puncak Sindoro ...1

Puncak Gunung Sindoro sendiri merpakan sebuah kawah yang lebar. Sepertinya kita bisa turun kebawah karena dari atas saya melihat ada susunan batu-batu yang membentuk sebuah kata atau tulisan,pastilah ada pendaki yang sempat - sempatnya turun kebawah. Waktu itu kawah belum terisi air dan masih kering..saya baca kalau musim hujan kawah Gunung Sindoro bisa penuh berisi air. Karena habis turun hujan cuacanya masih berkabut jadi saya tidak bisa melihat pemandangan indahnya puncak Sindoro. Tapi kepuasan mencapai puncak sudah cukup buat saya pribadi.

Puncak Sindoro ...2

Kesempatan berfoto ria pun kami pergunakan dengan sebaik mungkin. Entah mengapa dalam hitungan menit cuaca kembali berubah dengan cepat kabut tebal tiba-tiba muncul di puncak dan kami putuskan untuk cepat - cepat turun . Kami seperti berpacu melawan cuaca..kabut seperti membayangi perjalanan kami turun.Saya sendiri heran apa ini dari akibat kami yg sebelumnya dilarang mendaki nekat melakukakannya atau gimana.

Lima belas menit sebelum kembali mencapai tenda hujan kembali turun dengan sangat lebatnya. Rencana kami yg sebelumnya mau makan siang setelah kembali ke tenda berantakan. Sekitar +- pukul 15.00 kami  sampai di tenda dan mengemas semua tas dan perlengkapan. Air masuk ke dalam tenda sehingga semuanya menjadi basah..semua perlengkapan kami masukkan kedalam ransel begitu saja.

Perjalanan turun dengan kondisi hujan lebat dan perut lapar terasa sangat berat buat saya..apalagi kali ini saya gantian membawa ransel yang paling berat dengan Pak Santoso..yang ada dalam pikiran saya adalah bagaimana cepat- cepat sampai di bawah. Kami berpacu melawan waktu jangan sampai malam cepat datang walapun cuaca saat itu sudah kelihatan seperti sudah malam.

Setelah sampai di titik awal pendakian kami masih harus menyusuri lagi jalan berbatu sepanjang +- 2 km untuk sampai  di jalan raya Wonosobo - Parakan tempat kami turun dari bis.Waktu itu hujan masih gerimis dan hari sudah semakin gelap menuju petang. Kaki sebenarnya sudah tidak bisa diajak kompromi untuk berjalan lagi tapi mau tidak maui harus tetap jalan lagi..mendekati perkampungan penduduk kami bingung karena menemukan persimpangan berbentuk huruf Y yang jalannya sama-sama terbuat dari susuan batu, perasaan kami waktu naik tidak menemukan persimpangan ini. Sebenarnya dua persimpangan ini sama - sama menuju perkampungan penduduk,rumah- rumah penduduk juga sudah kelihatan..akhirnya sepakat ambil jalur yang kiri. Kurang lebih berjalan 200 meter akhirnya bingung lagi karena sepertinya tidak melalui jalan ini waktu naiknya...akhirnya kami kembali naik untuk mengambil jalur yang kanan. Berjalan naik lagi walaupun cuma 200 meter dengan kondisi yg capek,lapar,kehujanan  membuat frustasi tapi walking must go on..hehe

Setelah kembali mengambil jalur yang kanan, pukul 18.30 akhirnya kami sampai di jalan raya Wonosobo - Parakan akan tetapi bukan merupakan  tempat kami turun dari bis sebelumnya dengan kondisi masih basah kuyup karena hujan tidak henti-hentinya turun. Untungnya pas kami sampai, ada bis baru juga sampai dari arah Wonosobo menuju  Magelang...pas banget.Kami berempat langsung naik dengan kondisi basah-basahan di bis hehe...di perjalanan baju kering dengan sendirinya tapi perut tetap keroncongan. Sampai di Magelang sekitar pukul 20.30 dan saya sendiri sampai di rumah sekitar jam sepuluan.

See you on next trip...



Monday, January 14, 2013

Persiapan Pendakian Gunung Buat Pemula



Kali ini saya akan sharing mengenai persiapan-persiapan dalam pendakian gunung menurut versi saya yang saya rangkum berdasarkan pengalaman saya dalam mendaki gunung yang belum seberapa khususnya buat para pemula karena saya juga seorang pencinta pendakian gunung yang pemula.Mudah-mudahan bermanfaat.





1.Sebelum Mendaki Gunung
- Tetapkan terlebih dahulu apakah pendakian yang anda lakukan adalah pendakian massal ( ikut kelompok pendakian ) atau pendakian sendiri bersama teman-teman. Kalau pendakian sendiri, carilah teman yang kira-kira bisa diajak mendaki. Sangat tidak direkomendasikan untuk mendaki seorang diri.. kalau bisa, pendakian sebaiknya minimal dilakukan 3 orang . Kalau terjadi sesuatu terhadap satu orang pendaki, teman yg satunya ikut menjaga sedangkan teman satu lagi turun meminta bantuan.

- Tetapkan waktu untuk mendaki gunung jauh-jauh hari, misalnya bulan depan, 2 bulan lagi, dst agar persiapan bisa dilakukan dengan baik. Kalau menurut saya sebaiknya pendakian dilakukan di musim kemarau daripada musim hujan. Saya pernah mendaki Gunung Merapi di musim kemarau dan Gunung Sindoro dan Lawu di musim hujan ..tapi jauh lebih nyaman mendaki di musim kemarau walaupun jalur pendakian pastinya berdebu tapi itu bisa kita siasati dengan memakai masker/penutup hidung.

- Tetapkan gunung apa yang akan didaki, sepakati bersama dengan teman-teman, gunung yang akan dipilih yg disesuaikan dengan kondisi transport,keuangan,fisik,dsb. Misalnya apa mau mendaki di gunung yang dekat-dekat saja atau jauh, apa mau mendaki gunung yang tinggi atau pendek atau mendaki gunung yang jalurnya sulit atau mudah.

- Setelah menetapkan gunung yang akan didaki..selanjutnya carilah informasi sebanyak-banyakanya mengenai gunung tersebut. Pergunakan internet khususnya "Google" dan carilah cerita atau pengalaman dari orang -orang yang sudah pernah mendaki gunung tersebut di internet pastinya akan sangat membantu.

- Sepakati apa anda nantinya akan menggunakan jasa porter/guide dalam mendaki atau tidak.Kalau semuanya belum pernah mendaki gunung tersebut sebaiknya menggunakan jasa guide tapi kalau tidak karena mungkin keterbatasan dana,dll pastikan anda cari info sebanyak-banyaknya tentang jalur-jalur gunung tersebut ..apakah ada persimpangannya kalau ada beloknya kemana,dsb.

- Tentukan dan sepakati lamanya pendakian dan waktu mulainya pendakian. Maksudnya apa pendakian dimulai di siang hari atau malam hari, apa ngecamp/mendirikan tenda atau tidak, kalau ngecamp berapa lama ( terkadang ada pendaki yg ngecampnya lbh lama dari waktu pendakian ), sehingga anda bisa menyesuaikan antara isi bawaan dengan lamanya pendakian,agar nantinya beban yang dibawa menjadi  efisien ( tidak  membawa beban/perlengkapan yg sebenarnya tdk diperlukan atau sebaliknya). 

- Lakukan persiapan fisik..banyak pendaki yang mengabaikan mengenai hal ini, mereka mungkin mengiranya mendaki gunung kalau capek istirahat...tapi menurut saya tidak se-simple itu.Persiapan fisik HARUS dilakukan, yang namanya mendaki gunung pastinya memang berjalan tapi berjalan dengan menanjak dan turun membawa beban berjam-jam harus membutuhkan fisik yang prima.
Tidak perlu harus ke fitness,gym atau olahraga yg mahal-mahal, cukup lari saja secara teratur seminggu 1-2 kali atau kalau anda punya kegiatan oalahraga rutin itu sudah cukup ( minimal ada persiapan fisik yang dilakukan ).

-Melakukan persiapan konsumsi atau makanan jangan asal-asalan, banyak pendaki yg kehabisan bekal dalam pendakian karena persiapan makanannya yg asal. Persiapan makanan lebih toh tidak ada ruginya, kalau makanan sisa nantinya juga masih bisa dimakan.Sebagai orang timur kita membutuhkan karbohidrat yg banyak untuk memulihkan dan mengisi tenaga ..dan makanan yg paling cocok menurut saya adalah nasi dan roti. Bagaimana dengan mi instant macam pop mie dan indomie ? saya sangat tidak rekomen..saya pernah membawa mi instant...disamping tidak bikin kenyang, cara masak itu yg bikin susah di gunung karena kalau suhu saat itu terlalu dingin, masak air panas butuh waktu lama terus biarpun air sudah mendidih terkadang mi matangnya tdk maksimal, beda dengan masak di rumah...sangat tidak praktis. Masak nasipun di gunung menurut saya terlalu njelimet..lebih baik bawa nasi dengan bawa lauk misalnya kering tempe,abon,sarden dan semacamnya. Karena nasi cepat basi saya sendiri biasanya bawa kupat/ketupat dengan cara membungkus sedemikian rupa jauh lebih awet dibandingakan nasi.

- Persiapan melawan dingin. Yang namanya daerah ketinggian apalagi gunung pasti dingin.Bawalah tenda,jaket atau sleeping bag.Kaos kaki...terutama kaos kaki bola nantinya sangat berguna untuk mengusir hawa dingin saat tidur malam hari di tenda.Untuk mendapatkan tidur malam "sedikit" nyenyak di tenda saya biasanya membungkus kaki saya dengan plastik terus dibungkus dengan kaos kaki sepakbola double,pakai jaket double trus sleeping bag. Tidur yg cukup akan sangat membantu dalam memulihkan tenaga apalagi yg mau "Summit Attack". Bagaimana anda bisa tidur kalau kedinginan ? Kalau bagi saya persiapaan melawan dingin ini betul - betul sy perhatikan karena buat saya sendiri lebih susah melawan dingin daripada melawan rasa lapar.

- Kalau diatas tadi persiapan melawan dingin,tapi yg ini justru kebalikannya yaitu persiapan melawan panas atau lebih tepatnya melawan sinar matahari. Persiapan ini pasti sangat jarang pendaki yang melakukannya tapi saya yakin banyak pendaki yang pernah mengalami kulitnya ( terutama kulit wajah ) memerah atau mengelupas setelah melakukan pendakian. Cuaca di gunung yang sangat cepat sekali berubah kadang panas,sebentar dingin karena kabut turun, terus panas lagi karena kabut menghilang akan sangat mempengaruhi kulit apalagi anda yg mempunyai kulit sensitif. Bawalah sunblock atau cream penahan sinar matahari lainnya untuk menghadapinya..atau kalau anda tidak terlalu peduli dengan  hal seperti ini,cukup lindungi bagian tubuh terutama wajah dari sengatan sinar matahari saat mendaki terutama saat summit attack. Jangan sampai setelah mendaki anda tidak berani keluar rumah karena kulit wajah mengelupas. 

- Untuk obat - obatan bawalah obat diare,paracetamol dan betadine itu sudah cukup menurut saya,tapi kalau membawa persedian obat - obatan yang lebih lengkap itu malah lebih bagus lagi..Sakit kepala atau demam sesaat dan diare paling sering dialami biasanya dalam mendaki gunung ...saya sendiri pernah mengalaminya.Paracetamol untuk sakit kepala dan demam, obat diare untuk diare, betadine untuk luka lecet-lecet. Jangan lupa bawa tissu basah yg nantinya sangat berguna sewaktu BAB. Dalam banyak kasus lebih sering pendaki tidak akan BAB waktu naik gunung walaupun dalam sehari - hari BAB-nya teratur tetapi banyak juga yang tidak demikian.




2.Saat Mendaki Gunung

- Saat anda mendaki gunung, hal yg paling penting adalah pastikan kondisi tubuh di hari -H benar - benar sehat alias tidak sedang sakit walaupun sakit ringan. Kalau pas saat mau pendakian tiba-tiba diare,tidak enak badan,masuk angin, pusing...satu saran "batalkan pendakian".Bagaimana mungkin anda bisa mendaki gunung dengan kondisi lagi tidak sehat sementara pusingpun perlu tiduran di kasur ? Lain cerita kalau sakit terjadi saat pendakian sudah berlangsung.

- Saat di basecamp lakukan registerasi atau pencatatan di pos penjagaan.Banyak pendaki yg langsung mendaki tanpa melapor terlebih dahulu.Dalam keadaan normal hal ini tidak apa-apa baru akan sangat penting apabila terjadi sesuatu terhadap kita akan mudah bagi orang - orang atau instansi terkait ( tim SAR, warga sekitar,dsb ) dalam melakukan koordinasi dan pencarian.

- Patuhi larangan - larangan yang di tetapkan baik oleh pengelola basecamp/pendakian, penduduk lokal,dsb. Misalnya tidak boleh begini di tempat ini, tidak boleh begini di tempat itu,dst. Jika anda akan melakukan BAB atau kencing, tidak ada salahnya untuk mengucapkan "kulo nuwun" atau "permisi" sebelum melakukannya.

- Jangan lupa untuk berdoa sebelum melakukan pendakian menurut agama dan kepercayaan masing - masing agar pendakian berjalan lancar,aman,selamat dari naik sampai turunnya.

- Ikuti saja jalur pendakian yg ada. Jangan pernah berimprovisasi untuk mencari atau membuat jalur baru kalau memang tidak mengetahui medan sama sekali. Kalau menemukan percabangan jalur/jalan sebaiknya ambil saja jalur yg lebar ( yang menandakan bahwa jalur tersebut sering dilalui pendaki ). Mengambil jalur percabangan yg lebih sempit juga tidak apa- apa asal pastikan akhir dari jalur tersebut adalah pertemuan dari percabangan jalur tadi. Percabangan jalur biasanya di buat secara alamiah oleh jejak-jejak kaki pendaki yg membuat jalur lain dikarenakan jalur yang ada/utama mungkin sudah rusak, licin atau berbahaya. Cuma yang harus betul - betul diperhatikan adalah jangan sampai melalui salah satu percabangan jalur yang sebenarnya dibuat oleh penduduk lokal untuk mencari kayu bakar atau rumput.

- Nikmati saja perjalanan pendakian dan jangan mengeluh. Anda sudah jauh - jauh mendaki dengan persiapan yang matang kenapa tidak dinikmati saja pendakiannya ? Capek biasanya paling sering membuat kita cenderung mengeluh dan diam saat pendakian. Resiko mendaki yaa memang capek..tapi kenapa masih banyak juga orang mendaki kalau capek ? hanya pendaki yang tahu jawabannya...so nikmati saja perjalanan pendakian anda.

- Jangan pernah berpisah atau meninggalkan teman, kondisi fisik masing-masing orang berbeda-beda ada yg kuat ada yang tidak, jadi...kalau ada teman atau malah kita sendiri yang selalu tertinggal adalah wajar. Kalau ada teman yang tidak kuat meneruskan pendakian ..diskusikan bersama. Apa pendakian di stop atau dilanjutkan ? apa teman tersebut menunggu di tempat tersebut atau bagimana ? Kalau dia menunggu di tempat tersebut pastikan apa perlu di temani apa tidak ? dan yang paling penting jangan pernah dia meninggalkan lokasi tempat dia menunggu...jangan sampai tersesat nantinya.

- Pastikan sebelumnya handphone selalu penuh di-charge.Menurut pengalaman saya sebaiknya handphone dimatikan saja saat pendakian dan pergunakan disaat-saat penting saja atau saat di basecamp. Mengapa ? karena saat mendaki bisa dipastikan tidak ada sinyal..kadang terdapat sinyal penuh tapi saat di pakai sms atau menelpon tidak bisa, terkadang kita memang bisa menerima sms tapi tidak bisa untuk dipakai smsan.Kalau handphone di nyalakan terus di jamin batrey akan cepat habis karena suhu dingin akan cepat membuat batrey cepat habis..tidak percaya ? silakan buktikan . 

- Jangan melakukan corat - coret di gunung dan bawalah turun sampah unorganic anda ( kaleng,kertas,plastik ). Pendaki yang baik pasti tidak akan melakukan corat - coret dan membawa turun sampah unorganic-nya.Tapi biasanya yang paling sering terjadi termasuk saya biasanya malas membawa turun sampah - sampah tersebut. Kalau sudah begitu satu-satunya cara adalah bakarlah sampah tersebut sampai habis dan pastikan api mati saat meninggalkannya.

- Pastikan untuk benar - benar meninggalkan tempat dalam keadaan api padam saat melakukan aktifitas yang berhubungan dengan api. Kebakaran gunung sering terjadi akibat pendaki yang lalai atau lupa mematikan api secara sempurna saat meninggalkan gunung.

- Tumbuhkanlah rasa solidaritas diantara sesama pendaki lain. Apabila menemukan pendaki yang harus memerlukan pertolongan, lakukanlah secepatnya bila perlu hentikan pendakian dan dahulukan menolong pendaki tersebut. Atau kalau ada pendaki yang kehabisan bekal/minum, berbagilah kalau memang bekal /minum yang kita bawa di rasa cukup untuk berbagi.

- Jika pendakian dirasa berbahaya karena faktor cuaca atau hal lainnya..jangan teruskan pendakian. Bagaimanpun keselamatan kita lebih utama dari hal apapun, toh pendakian lain kali masih bisa di rencanakan atau dilakukan di kemudian hari.

- Jika terjadi sesuatu terhadap pendakian anda ( tersesat misalnya ), tetaplah tenang,jangan panik, berpikir jernih.Jangan pernah terpisah dari teman - teman, sambil diskusikan bersama tindakan apa yg akan dilakukan dlm menghadapi situasi tersebut. ( Persiapan bekal yang cukup bahkan lebih dari cukup akan sangat membantu nantinya ).

- Saat sudah turun laporkan diri kembali di basecamp kalau kita sudah turun dari pendakian, jangan sampai membuat petugas basecamp atau tim sar kelabakan karena dikiranya kita tidak turun atau terjadi sesuatu diatas sana.

Semoga Bermanfaat.




















Friday, June 24, 2011

Pendakian Gunung Merbabu Jalur Cunthel

Pendakian kali ini saya lakukan tanggal 20 - 21 Mei 2011, dengan masih anggota tim yang sama sewaktu pendakian Gunung Lawu minus Pak Wiwit..dan ketambahan 2 orang teman yaitu Pak Santoso dan Mas Teguh, tapi saat hari H si Basuki tidak bisa ikut jadi anggota tetap 6 orang.

Browsing2 tentang Merbabu  sudah pasti  kami lakukan untuk mencari info seputar gunung tersebut..akhirnya kami  sepakat naik lewat Jalur Cuntel - Kopeng, kontak person ( Pak Tono ) jg sudah di dapat lewat internet yg nanti akan menunggu di Basecamp Cuntel karena rencananya tetap mau cari porter 2 orang.

( Basecamp Cuntel )

Perjalanan dari Borobudur sekitar jam 5 sore diiringi dengan gerimis..tapi menjelang masuk Kopeng gerimis mulai mereda bahkan bintang satu dua sudah mulai tampak kelihatan di langit. Tiba di basecamp kami disambut dengan ramah oleh Pak Tono akan tetapi yg jadi porter bukan Pak Tono tapi dua orang temannya yaitu Pak Yakub dan Pak Slamet.

Packing ulang dilakukan di basecamp karena sebagian barang nanti akan di bawa oleh Pak Slamet dan Pak Yakub..air minum sebagian ditinggalkan diganti dengan botol kosong karena katanya nanti kita bisa cari air di Pos II untuk mengurangi beban bawaan.

Menurut Pak Tono sebaiknya kita berangkat jam 9 malam ...kamipun setuju. Karena waktu pendakian  masih lama oleh Pak Tono ditawari singgah ke rumahnya yang tidak jauh dari basecamp.

( Di Rumah Pak Tono )

Tepat jam 9 malam rombongan berangkat mendaki,jalur pertama melewati perkampungan Desa Cuntel selepas itu melewati ladang penduduk. Cuaca akhirnya sangat cerah...bintang - bintang pada akhirnya tanpa malu-malu menampakkan dirinya, sebentar saja kami sudah bisa melihat lampu-lampu rumah penduduk di bawah sana berkerlap - kerlip sangat indah sekali.
( Sempat mengambil gambar saat perjalanan menuju Pos III )

Setelah melewati beberapa pos termasuk pos bayangan  dan juga sempat mengisi air di Pos II akhirnya kami sampai di Pos III yang akan digunakan untuk membuka tenda.Kata Pak Yakub dan Pak Slamet sebaiknya kita membuka tenda di Pos III dan besok pagi - pagi sekali berangkat naik menuju puncak.

Pos III sendiri letaknya di bawah Pos Pemancar... berupa lapangan yang cukup luas untuk membuka puluhan tenda. Sampai di Pos III kira-kira jam 11 malam...dua buah tenda kami dirikan... dan Pak Slamet entah bagaimana caranya bisa membuat api unggun yang cukup besar dari sisa batang pohon yang sudah mati...lumayan hangat untuk mengusir hawa yang cukup dingin tapi tidak sedingin Gunung Lawu.

Setengah jam kemudian muncul rombongan mahasiswa dari kota Semarang (kalau tidak salah),juga membuka tenda di Pos III...tempat jadi ramai dan asik apalagi banyak cewek-ceweknya haha...

Sekitar jam 4.30 dini hari tgl 21 Mei 2011 kami sudah dibangunkan sama Pak Slamet untuk melanjutkan pendakian lagi ...padahal tidur sedang enak2nya ...tapi okelah memang harus seperti itu. Tenda tetap dibuka di Pos III dan akan di jaga sama Pak Slamet sedangkan  naiknya sendiri akan di -guide sama Pak Yakub.

Pendakian menuju Pos Pemancar menyajikan pemandangan yang sangat...sangat...sangat indah ( tuh sangat-nya sampai 3 kali saking indahnya ) ...hari bergerak menuju pagi dan pemandangan yang tersaji di depan mata  sebanding dengan pengorbanan yang kami lakukan...bayangkan ...7 gunung nun dekat dan jauh disana kelihatan semuanya dari  kejauhan nampak kelompok Gunung Sumbing, Sindoro dan Gunung Dieng yang paling jauh ...sementara kelompok gunung terdekat kelihatan Gunung Andong,Telomoyo, Ungaran dan satu lagi tidak tahu gunung apa..plus pemandangan Rawa Pening dan savana yang sangat menakjubkan..

Berikut beberapa foto :





Di Pos Pemancar kami istirahat lumayan lama sambil menikmati suasana pagi dengan menu pemandangan yang indahnya sulit untuk diungkapkan dengan kata - kata. Mengambil pendakian jalur Kopeng memang kita tidak bisa melihat pemandangan matahari terbit ( Sunrise ) karena kita berada di balik jalur terbitnya matahari...akan tetapi pemandangan yang disajikan tidak kalah indahnya dengan melihat sunrise..

Perjalanan kami lanjutkan menuju puncak... sempat juga menulis dengan menyusun batu-batu di Watu Tulis...melewati Geger Sapi, Jembatan Setan...dan setelah melewati beberapa puncak bukit akhirnya kami sampai di puncak tertinggi Gunung Merbabu yaitu Puncak Kentengsongo..sayangnya si Mardana hanya sampai di Pos Pemancar dan tidak melanjutkan pendakian sampai ke puncak karena kelelahan.

Foto - foto di Puncak Kenteng Songo




Muara dari pendakian kali ini adalah Puncak  Kentengsongo...sampai disana pas tengah hari...matahari sedang terik-teriknya tapi bonusnya tidak ada awan/kabut yang menghalangi pemandangan di depan ...Gunung Merapi kelihatan begitu dekat ...

See You Merbabu ...salah satu gunung terindah yang sayang untuk di lewatkan.

Suatu saat nanti aku pasti akan kembali lagi menyambangimu... 

Tuesday, June 21, 2011

Pendakian Gunung Lawu

Bermula dari sekedar bincang2 dikantor saat kerja, entah dari siapa muncul ide untuk naik gunung, saya sama si Darma, Pak Wiwit langsung saja oke. Apalagi saya seumur-umur belum pernah yg namanya naik gunung,jangankan naik gunung camping saja blm pernah .Sekarang tinggal nyari gunung apa yg akan mau didaki. Pak Wiwit bilang Gunung Lawu saja krn dia pernah mendaki waktu masih blm kerja sama pacarnya he2…( maaf bos bocorin rahasia dikit), katanya sih buat pemula track-nya tidak terlalu berat terus seingat dia jalannya sudah tersusun rapi.

Ngajak temen sekantor sana-sini tidak ada yg mau akhirnya dapat si Mardana,Emint sama Basuki yg mau ikut, tanggal kita tetapkan Jumat 24 Sept 2010 biar baliknya Sabtu terus Minggu bisa libur istirahat ..planningnya sih begitu.

Mulailah pada sibuk browsing-browsing nyari info tentang Gunung Lawu ..maklum semua boleh dibilang pemula. Pak Wiwit pernah naik gunung itupun sudah lama sekali..mungkin dia sudah lupa caranya naik gunung beneran ha ha..kalo si Darma katanya pernah naik Gunung Merapi tapi itupun tidak sampai puncak.

Info - info seputar pendakian sudah kami dapat.Informasi ttg Gunung Lawu juga sudah ada dalam bayangan  masing2.Kami nantinya nanti naik lewat Cemoro Sewu perjalanan malam hari turun juga lewat jalur yang sama.Baca - baca diinternet sih Cemoro Sewu jalannya sudah rapi trus lebih cpt sampai puncaknya daripada lewat Cemoro Kandang. Rencana kami mau nyari 2 porter sekaligus juga jadi guide ..bingung juga nyarinya dimana tapi semua setuju nyarinya disana saja ( basecamp).

Hari pendakian tgl  24 Sept 2010 tiba kami semua masih kerja, untungnya bisa meminjam peralataan mendaki di tempat kerja yg disiapkan kalau ada tamu yg mau mendaki..Saya, si Emint, Darma langsung ngecek peralatannya apa saja isinya,bagaimana cara makainya,dsb.Si Darma ini yg paling care masalah kesehatan jadi dia ke klinik kantor minta obat2an seperlunya yang mungkin nanti dibutuhkan. Minta tolong sama teman yang tidak ikut mendaki suruh belikan makanan sama minuman buat bekal mendaki..lah kopi kok dibelikan satu pak..memangnya mo kondangan nyuguhin orang sekampung hehe

Kira-kira Pukul 17.00 sehabis pulang kerja kami berangkat ber-5 dari Borobudur ( Saya ,Darma,Mardana,Emint sama Basuki )..si bos nanti minta dihampiri dirumahnya di Jogja..gpp lagian juga searah perjalanan. Mobil sudah siap,mobil harus sehat krn akan ngelewati daerah pegunungan jadinya kami nge-rent mobil sehari saja.Si Mardana yg nyupir maklum dia sdh lulus ujian nyupir Jawa – Bali hehe… Deg-degan juga sih ..yang lain pastinya juga merasakan hal yang sama maklum semua masih pemula.

Kurang lebih satu jam perjalanan sampai di rumah Pak Wiwit ..jemput dia , terus kami berangkat lagi. Sepanjang perjalanan hujan gerimis kwatir juga kalau hujan menjadi lebat .Sampai di Solo sempat  turun ngisi perut dulu trus melanjutkan perjalanan lagi . Di Karangnyar juga mampir sebentar beli makanan kecil dan minuman di Alfamart pinggir jalan, lega juga hujan berhenti malah langit cerah bulan bersinar.

Sekitar pukul 21.00 sampai di Cemoro Sewu ..kami bingung dimana basecampnya akhirnya berhenti di sebuah warung pinggir jalan untungnya masih buka. Kami turun dari mobil..dan nyessss… udara dingin menerpa badan, pikir saya bener juga infonya kalau Gunung Lawu udaranya paling dingin diantara gunung yg lain. Selanjutnya nanya-nanya sama pemilik warung dan dia sendiri yg akan nyarikan porter,kami  disuruh deal langsung sama porternya. Temennya yg nanti akan jadi porter datang 2 orang setelah tawar menawar tentang jasa porter akhirnya sepakat biaya porter 200rb per orang turun dari 250rb

Barang - barang kami turunkan di warung itu juga..kami semua siap-siap , tas yg akan dibawa porter dipacking ulang sama bpk2 porter ( sampai sekarang lupa namanya 2 bpk porter yg dgn setia menemani kami ).

PENDAKIAN DIMULAI – MENUJU POS I
Tepat jam 9.30 malam kami berangkat dari warung itu ber-8 ( Saya,Pak Wiwit, Darma,Basuki,Emint,Mardana, plus Porter 2 ) ..ternyata pintu gerbang Cemoro Sewu tidak jauh cuma menyebrang jalan saja, sebelum naik tentu saja berdoa dulu biar pendakian berjalan lancar.

15 menit pertama langkah2 kami masih mantap,hawa dingin sudah mulai hilang berganti dengan hawa panas plus keringat bercucuran.Sesekali saya dengar suara angin berembus kencang ..kadang jalan sambil ngobrol, tapi kalau diam semuanya pasti bergumam dalam hati ..oo begini toh naik gunung .

Menuju Pos I - II,foto Minus Pak Wiwit ( Basuki, Darma,Aku, Mardana, Emint )
Setelah lewat 15 menit nafas mulai ngos2an hehe ..maklum usia sudah pada tua semua :-)..si bos yg paling kelihatan ngos2annya. Belum juga sampai di  Pos Bayangan I, Pak Wiwit minta berhenti ..nafasnya tersengal2, mukanya kelihatan pucat pasi dia minta istirahat tapi melihat kondisi dia sepertinya tidak mungkin untuknya melanjutkan perjalanan akhirnya Pak Wiwit tidak melanjutkan naik ( he2..jgn kapok lo pak baru juga Pos Bayangan I ). Kami rembugan ..akhirnya dia turun dengan  ditemani 1 porter yang akan mengantarnya sampai ke basecamp mungkin tidurnya di mobil saja ngabisin malam ,sementara barang yg dibawa porter tidak mungkin di bawa turun akhirnya dibawa si Mardana. Jadi Mardana bawa dua tas termasuk tasnya dia, wajarlah badannya paling gede jadi tenaganya paling kuat ..lol

Perjalanan berlanjut..Karena perjalanan malam hari jadi kami tdk begitu tahu betul vegetasi tumbuhan di sepanjang perjalanan.Kami hanya ditemani cahaya senter dan head lamp.Pos Bayangan I akhirnya terlewati,lupa jam berapa sampainya disana.Istirahat sejenak,akhirnya sampai juga di Pos I..kalau tidak salah berupa bangunan yg sudah ada atapnya ..kami istirahat sebentar terus melanjutkan perjalanan menuju Pos II.

MENUJU POS II
Perjalanan menuju Pos II sudah mulai sangat melelahkan menurut ukuran kami dan menguras banyak tenaga.Seingat saya perjalanan dari Pos I menuju ke Pos II ini lebih lama dari perjalanan bacecamp menuju Pos I . Sebentar - sebentar berhenti.. nafas mulai ngos2an tidak beraturan tapi tetap semangat ..akhirnya sampai juga di Pos II ..wah capek sekali ..tp eeiit tidak boleh mengeluh kalau naik gunung,begitulah katanya salah satu pantangan kalau naik gunung.

Ternyata di Pos II sudah ada sekelompok pendaki lain yg sedang istirahat, mereka dari Mapala Madiun apa Magetan gt yg sedang mengadakan survey pendakian sebelum mengadakan pendaikan massal.+- 10 menit istirahat di Pos II ternyata porter yg tadi ngantar Pak Wiwit turun sudah sampai ..wah gila bener ini bapak kok bisa secepat itu kami semua pada heran.

MENUJU POS III
Setelah cukup istirahat perjalanan kami lanjutkan menuju Pos III, medan mulai lebih nge-treck .5 menit perjalanan nunggu si Mardana sambil ambil nafas kok tidak muncul-muncul sampai akhirnya yg muncul adalah porter yg memang satunya kami suruh berjalan paling belakang. Kata porter Mardana tidak melanjutkan perjalanan alias tidak kuat hehe, dia istirahat di Pos II untungnya Pos II berupa bangunan yg beratap.

Mardana di Pos II
Wah dalam hati ada yg kurang dan jelas kepikiran juga apalagi baca-baca kalau Gunung Lawu sangat kental aroma mistisnya.Semoga saja tdk terjadi apa-apa sama dia. Sama porter juga diwanti2 agar tetap di Pos II sambil menunggu besok teman-teman turun. Kurang lebih satu jam akhirnya sampai juga di Pos III yg juga berupa bangunan yg sdh beratap ..capek??? sudah pasti.... kami istirahat, ketemu lagi dengan rombongan mapala yg tadi yg lebih dulu sampai.

Diperjalanan saya sempat ngobrol-ngobrol dgn salah satu porter tentang bunga edelweis..saya sendiri sangat penasaran sekali melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri bunga tersebut dipohonnya. Diperjalanan menuju Pos III inilah Pertama kalinya saya melihat bunga Edelweis lngsung dari pohonnya di alam liarnya setelah pak porter menunjukkannya ke saya ..dan kata dia diatas malah jauh lebih banyak lagi.
Edelweis


MENUJU POS IV &  HARGO DALEM
Perjalanan berlanjut ..tapi ada saja halangan, sekarang  si Darma yg tidak bisa melanjutkan pendakian bukan karena tidak kuat tapi karena diare.Aneh juga.. kok bisa diare datangya pas naik gunung ?? ya sudah akhirnya kami tinggalkan dia ..bagaimanapun jg tetap kepikiran sudah 3 orang yg tidak melanjutkan pendakian. Sementara kami berlima melanjutkan pendakian ( saya , Basuki , Emint plus 2 porter ). Nantinya dari cerita si Darma ternyata dia pelan – pelan turun menuju Pos II tempat si Mardana. Sudah tentu cerita mereka berdua juga tidak kalah serunya.

Perjalanan naik dari Pos III menurut saya adalah yang paling berat dan sangat menguras tenaga ..tanjakan seakan tiada hentinya walaupun jalan sdh tertata rapi dengan susunan batu, kemiringan antara 50 -70 derajat. Tiap lima 5 menit kami berhenti mengambil nafas..sebenarnya saya sudah tidak kuat untuk melanjutkan perjalanan.. kaki rasanya berat sekali utk diajak melangkah tapi niat yg besar untuk merasakan bagaimana rasanya sampai puncak mengalahkan semuanya. Berulangkali saya oleskan counterpain di sekitar betis sama paha sambil saya urut - urut karena tanda-tanda betis mau kram sudah muncul.

Diantara kami bertiga si Emint yg paling kuat, disusul Basuki..saya selalu ada paling belakang ditemani satu orang porter..berulangkali porter selalu bilang “ POS IV tinggal satu belokan lagi “ tapi tiap belokan dilewati selalu bilang satu belokan lagi hahaha…mungkin ini strategi pak porter biar saya tidak turun semangat. Nanya apa masih jauh , juga tidak berani ..tidak boleh ..yg paling pas nanyanya “sudah dekat” jawabannya sebentar lagi sampai ..sebentar lagi.. sampai sudah tidak  kehitung sebentar laginya.Walaupun begitu kami jg saling susul menyusul dengan grup pendaki yg ketemu di Pos II tadi. Mereka jg ternyata sama dgn kami ngos2an. Sempat jg kami istirahat bareng lagi sama mereka.

Akhirnya sampai di jalanan yg lumayan mendatar kata porter Pos IV sudah terlewati tidak tahu juga Pos IV yang mana .Setelah berjalan sebentar kami sampai di Sendang Drajad sama porter disuruh terus saja jalan .karena malam dan tidak sempat berhenti jd kami  belum tahu dgn jelas Sendang Drajat itu seperti apa.Sendang Drajad kami lewati.. dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara kokok ayam jelas sekali ..heran juga kok ada suara ayam di ketinggian segini . Suara kokok ayam semakin dekat ..dekat dan dekat,akhirnya suara ayam tersebut muncul dari sebuah pondok dimana Mbok Yem yg terkenal itu tinggal disana. Porter langsung ngajak masuk ke dalam pondok tersebut yg tidak di kunci.Didalam ternyata sudah ada banyak pendaki yang lagi istirahat/tidur mungkin sekitar 25 orang .
Pondok Mbok Yem ini letaknya di Hargo Dalem.Sebetulnya di Hargo Dalem ini ada petilasan berupa bangunan besar gitu tp karena kami langsung naik ke puncak besok paginya jadinya tdk sempat mampir kesana.
Pagi Hari di Depan Pondok Mbok Yem

Rasanya lega sekali kaki sdh tidak dipakai utk berjalan lagi ..saya sdh tidak ingat lagi pukul berapa sampai di pondok Mbok Yem tapi mungkin sekitar Pukul 02-03.00 pagi. Yang tidak bikin kuat adalah dingin yg sangat menusuk padahal saya sdh berada di dalam pondok tidak bisa dibayangkan bagaimana dinginnya diluar sana. Kaos kaki basah karena embun ..begitu jg baju penuh dengan keringat. Setelah kami ganti pakaian porter buatin kami PopMie juga kopi..terasa nikmat sekali, itu mungkin kopi dan PopMie ternikmat dalam hidup saya. Si Emint sama Basuki sekilas saya lihat bisa terlelap dalam tidur tapi saya, walaupun mata terpejam tp tidak bisa tidur karena dingin.Rasa - rasanya tidur beralaskan balok es.Kebetulan karena saya tidak membawa sleeping bag jadi pakai baju rangkap 3 termasuk jaket masih tetap juga tembus.

MENUJU PUNCAK
Suara kokok ayam diluar pondok semakin sering terdengar menandakan pagi sudah mulai datang. Satu porter saya lihat sempat melihat keluar pondok kalau2 cuaca cerah sehingga kami bisa naik ke puncak terus bisa melihat sunrise..ternyata hari itu cuaca sedang tdk bersahabat.. kabut tebal, fajar tidak kelihatan sama sekali.Dari pondok Mbok Yem kata porter sebenarnya juga bisa langsung lurus melihat sunrise tapi pagi itu sama sekali tdk kelihatan apa2..kabut tebal sekali. Menurut porter dari Pondok Mbok Yem menuju puncak perjalanan tinggal 30-40 menit lagi. Akhirnya kami putusin naik ke puncak setelah pagi saja .
30-40 Menit Menuju Puncak

Pagi sdh datang saya juga tidak  ingat jam brp kami mulai tinggalkan pondok Mbok Yem utk naik sedikit lagi menuju puncak ..mungkin sekitar jam 6.30-7.00 pagi, yg jelas udara dingin masih sangat menusuk .Dari pondok Mbok Yem menuju puncak kami jalan berbalik arah tp sekitar 50 meter ada semacam lereng di kanan jalan yg itulah merupakan jalan menuju puncak. Mungkin karena sudah dapat istirahat stamina saya kembali pulih ..kemiringan lereng mungkin sekitar 40-50 derajat dengan di kanan kiri banyak sekali rumput liar dan tumbuhan Edelweis jg Centigi. Sekitar 40 menitan kami akhirnya berlima sampai di Puncak Gunung Lawu. Inilah puncak pertama saya..kegembiraan, kelegaan sudah tidak dapat saya bendung lagi.Udara dingin berkabut sama sekali tdk terasa dingin saat itu buat saya.

Namanya jg orang belum pernah naik gunung dari dulu saya memang penasaran, gimana sih puncak gunung itu, ada apa disana, gmn suasananya semua pikiran spt itu selalu ada dlm benak saya dan akhirnya sekarang saat itu saya betul - betul  berada di puncak sebuah gunung yaitu Gunung Lawu. Walapun cuaca saat itu berkabut tebal tapi yang saya rasakan adalah kegembiraan yang luar biasa. Rasanya tidak percaya bisa sampai disana  penuh dgn perjuangan dan kelelahan. Puncak Lawu merupakan sebuah tanah datar yg tidak begitu luas dan memang benar itu adalah tanah yg tertinggi, disekeliling yang lain saya lihat tidak ada gundukan tanah yg lebih tinggi dari itu.. ada sebuah tugu disana.
Akhirnya Sampai Puncak ( Sayang Gambar Kabur )

Di puncak kami habiskan dengan berfoto2..saya, Emint, Basuki tidak henti2nya mengabadikan moment tersebut ..tapi sayangnya nanti semua hasil jepretan kami tdk begitu bagus karena sebentar2 lensa tertutup dengan embun jadi harus cepat-cepat ngambil gambarnya.Karena cuaca berkabut kami tdk bisa melihat pemandangan apapun ..kata porter kalau cuaca cerah pemandangan Puncak Lawu sangat menakjubkan..di sebelah barat laut kelihatan dengan gagahnya Gunung Merapi dan Merbabu juga Kota Solo dan Karanganyar sedangkan di bagian timur kelihatan daerah Magetan juga Telaga Sarangan. Tp it’s okay, tidak masalah tidak bisa lihat pemandangan.Ternyata terlebih dahulu sudah ada 2 pendaki cowok yg lebih dulu sampai di puncak.Saking senengnya satu orang dari mereka membuka baju dan berteriak2 hahaha…satu kata crazy..gmn tidak gila orang dinginnya saat itu seperti es.

PERJALANAN TURUN

Kami tidak lama di puncak mungkin sekitar 20-30 menitan krn porter sama Emint dan Basuki ngajak turun karena saking dinginnya lagian cuaca jg berkabut tebal. Saya sebenarnya pingin lama di puncak kalaupun mau menunggu cuaca cerahpun saya mau. Entah kenapa dingin saat itu sangat-sangat bisa saya tahan.Kecewa juga sih tapi mau bagimana lagi. Sebelum turun tidak lupa saya bawa oleh2 yaitu 3 buah batu kecil buat kenang2an hehehe..batu Puncak Lawu. Sebelumnya saya bilang dulu sama porter boleh apa tidak, porter bilang gpp..saya ambil deh malah dia ikut nyarikan. Sampai sekarang batu tersebut masih saya simpen.

Perjalanan turun katanya sih lebih cepat tapi buat saya justru malah lebih lama dari naiknya. Karena kaki sama paha sdh tdk bisa diajak kompromi jadi jalan saya kayak semut gitu apalagi perjalanan turun menahan berat badan jadi bisa di bayangkan lambatnya plus ditambah dengan motivasi waktu kita naik sama turun juga sdh beda. Disaat turun yg ada dalam pikirian adalah bayangan cepat - cepat sampai di basecamp, berhenti berjalan, istirahat plus ngopi menghangatkan badan …hmmm… nyam nyam nyam.
Befoto di Sendang Drajat ( Basuki, Emint, Porter, Aku )

Akhirnya ngelewati juga Sendang Drajat ..yang airnya jernih dan dingin. Kami sempat cuci muka dan minum airnya. Sempat juga di tunjukin sama porter Sumur Jolotundo yg sepertinya sih dalam sekali.

Pos demi pos terlewati ..dan sebenarnya kaki sudah tidak kuat diajak berjalan lagi. Kalau diibaratkan otak menyuruh kita jalan tapi kaki sudah tidak mau diajak jalan. Basuki sama Emint tetap yg terdepan memimpin sedangkan saya sendiri dengan setia di temani Pak Porter paling belakang. Malah saya di bikinkan tongkat dari batang pohon kecil untuk sedikit membantu menahan laju beban saat turun.

Berulangkali saya nanya sama Porter sudah dekatkah Pos ini , Pos itu, jawabannya selalu bilang sebentar lagi sampai, tp perasaan saya kok tidak nyampai2 ya hehe. Beberapa kali saat istirahat, Basuki sama Emint terkejar jadi istirhat bareng, sayau langsung ngelongsor tidur di jalan yg memang berupa batu2 tersusun rapi.


Basuki and Aku ( Perjalanan Turun )
Rasanya tidur 2-3 menit spt sejam dua jam saking capeknya jalan. Tp kalau inget si Darma, Mardana,Pak Wiwit sdh menunggu di basecamp mau tidak mau istirahat sebentar saja, kasihan kalau mereka menunggu lama kedatangan kami.Padahal mana cukup istirahat 5-10 menit maunya si minimal sejam hahaha..

Jam 4.30 kalau tidak jam 5 sore akhirnya kami sampai di basecamp ditemani dengan rintik 2 hujan. Darma,Mardana dan Pak Wiwit menunggu di sebuah bangunan kiri jalan sebelum pintu gerbang Cemoro Sewu..kata - kata  mereka meluncur..hebat..hebat. Jelas hebat dong hehe..sayangnya mereka juga tidak bisa sampai puncak.

Apakah saya kapok naik gunung ?? no way ..tdk ada istilah kapok, bagi saya ini adalah permulaan dari hoby baru saya. Rasanya ada perasaan yg tdk bisa saya jelaskan dengan pengalaman pertama naik gunung yaitu Gunung Lawu.
Setelah Pendakian ( Emint, Mardana, Basuki, Pak Wiwit, Darma, Aku )


Setelah berkemas2 akhirnya kami pulang tapi sebelum pulang kami mampir dulu minum - minum yg anget2 di sebuah warung pingir jalan diseberang pintu gerbang Cemoro Sewu ( bukan warung kemarin ). Pak Porter juga ikut..porter kami bayar plus sama Pak Wiwit ditambahin tip buat mereka. Hanya satu kata buat mereka Terimakasih banyak Pak Porter atas bantuan,petunjuk,dsb yg telah menemani perjalanan kami.Semoga kita bisa bertemu kembali.

See you in my Merbabu journey

The End.